News
Kamis, 30 Juli 2009 - 21:11 WIB

Presiden: Pemerintah bersama masyarakat diharapkan perangi terorisme

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta seluruh jajaran pemerintah bersama-sama dengan masyarakat untuk segera mengambil aksi secara nasional guna memerangi terorisme.

Hal itu disampaikan oleh Presiden dalam rapat koordinasi dengan para gubernur, Pangdam dan Kapolda seluruh Indonesia melalui telewicara di Istana Negara, Jakarta, Kamis.

Advertisement

“Jangan under estimate, karena ancaman terorisme dimanapun bisa terjadi,” katanya seraya berharap setiap gubernur mewaspadai daerah masing-masing agar tidak dijadikan basis teroris.

Selain jajaran pemerintah, Presiden juga meminta seluruh lapisan masyarakat ikut bertanggung jawab untuk melakukan pencegahan terhadap aksi-aksi terorisme melalui kegiatan pengawasan lingkungan bersama.

Kepala Negara mengatakan, pencegahan terhadap aksi terorisme itu salah satunya dapat dilakukan dengan mengetahui akar penyebab aksi-aksi terorisme, yang antara lain melalui ideologi yang radikal, penyimpangan terhadap ajaran agama serta kondisi kehidupan yang susah sehingga mudah sekali untuk terprovokasi dan terpengaruh.

Advertisement

Lebih lanjut, Presiden memaparkan sejumlah upaya nasional untuk mencegah terulangnya aksi terorisme di Indonesia, antara lain dengan penguatan intelijen, kepolisian dan TNI serta pengawasan masyarakat.

Ia mengatakan bahwa intelijen, kepolisian dan TNI untuk bekerja secara terus menerus selama 24 jam untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya aksi-aksi terorisme.

Presiden juga mengapresiasi penempatan sejumlah kamera pengawas dan peningkatan pengamanan di tempat-tempat publik seperti hotel, pusat-pusat perbelanjaan dan tempat-tempat keramaian.

Advertisement

Terkait dengan peristiwa pemboman dua buah hotel berbintang di Jakarta pada Jumat (17/7) pagi yang menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai puluhan lainnya itu, Kepala Negara menilai aksi tersebut sebagai suatu langkah mundur dari keadaan aman dan tertib yang telah berlangsung empat tahun terakhir.

“Kita tidak boleh lebih mundur lagi, kita harus hentikan,” katanya seraya mengapresiasi ketahanan masyarakat Indonesia. Presiden menilai aksi terorisme 17 Juli lalu tidak membuat masyarakat panik, takut atau terganggu hidupnya.

Dalam telewicara yang berlangsung lebih kurang 1,5 jam itu, Kepala Negara didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu antara lain   Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Mensesneg Hatta Rajasa, Mendagri Mardiyanto, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menteri Perindustrian Fahmi Idris dan Menkominfo M Nuh.

Ant/tya

Advertisement
Kata Kunci : Perang Terorisme
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif