News
Rabu, 31 Mei 2023 - 19:27 WIB

Presiden Minta Pendirian Pabrik Baterai Mobil Listrik Dimulai September 2023

Newswire  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). (Bisnis/Himawan L Nugraha)

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta percepatan realisasi investasi asing dan domestik untuk penciptaan ekosistem industri baterai mobil listrik (electric vehicle/EV) di kawasan industri hijau di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Peletakan batu pertama pembangunan (groundbreaking) pabrik baterai mobil listrik ditargetkan Presiden pada September 2023.

Advertisement

“Arahannya kita akan melakukan percepatan karena investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, akan memakai tenaga angin di Sulawesi, di Bantaeng,” kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia seusai rapat yang dipimpin Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Bahlil mengatakan investasi asing untuk baterai mobil listrik itu berasal dari investor Inggris, yang bekerja sama dengan perusahaan dari Belgia, kemudian dengan BUMN di Indonesia, dan dari Swiss.

Selain kawasan industri untuk baterai mobil listrik di Bantaeng, kata Bahlil, pemerintah ingin percepatan realisasi investasi tambang nikel di Papua.

Advertisement

Meskipun menginginkan percepatan, Bahlil mengatakan, Presiden meminta semua mekanisme investasi dilakukan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

“Jadi jangan kita lambat hanya dengan kajian terus. Negara ini terlalu banyak kajian sampai prinsip kita, arahan bapak Presiden jelas minta percepatan di bulan September semua sudah selesai. Harus selesai dan harus sudah mulai groundbreaking di lokasinya dan semua sudah clear,” kata dia seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Nilai investasi untuk baterai mobil listrik di Bantaeng ini, kata Bahlil, mencapai 9 miliar dolar AS, dengan produksi berupa baterai sel untuk memenuhi permintaan dalam negeri dan ekspor.

Advertisement

“Tahap pertama kurang lebih (produksi) sekitar 20 Giga untuk baterai selnya. Ke depan pasti akan ditingkatkan permintaan dalam negeri maupun untuk ekspor. Ekspor untuk Eropa. Ini kan Inggris, dia akan jadi hub untuk Eropa,” ujar Bahlil.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif