SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
SEMARANG — Gerakan Alumni Muda (GAM) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, menyayangkan langkah rektor yang melakukan intervensi terhadap pemilihan Presiden BEM dan ketua senat mahasiswa.
Juru bicara GAM, Slamet Haryanto mengatakan, rektor rektor mengancam akan membekukan komisi pemilu raya mahasiswa (KPRM) yang akan menggelar pemilihan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Ketua senat mahasiswa (Sema).
”Bila KPRM tidak mau tunduk terhadap ketentuan rektor, maka diancam akan dibekukan,” katanya di Semarang, Selasa (21/5/2013).
Rektor, lanjut dia, meminta agar KPRM mengulang proses verifikasi bakal calon Presiden BEM dan Ketua Sema Unissula, yang telah digelar beberapa waktu lalu.
Karena, Presiden BEM dan Ketua Sema Unissula terpilih dalam pemilu raya tidak sesuai dengan kehendak rektor
”Ini merupakan bentuk intervensi dan kesewenang-wenangan atas nama kekuasaan,” tandas Slamet didampingi anggota GAM lainnya, Toni Triyanto dan Anugrah Surya Kusuma.
Untuk itu, GAM mendesak kepada rektor Unissula supaya menjalankan kebijakan yang demokratis dan berlandaskan pada nilai-nilai luhur islami.
Kebijakan rektor harus selaras dengan visi, misi dan sesuai dengan ketentuan dalam Bab II, Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4 Statuta Unissula.
”Meminta agar rektor segera melantik pasangan presiden dan wakil presiden BEM-PT beserta pasangan ketua dan wakil ketua SEMA-PT terpilih,” ujar Tony Triyanto.
Dia menambahkan, GAM mendukung sepenuhnya perjuangan kawan-kawan mahasiswa untuk bersatu dan mewujudkan dinamika kampus yang ilmiah, demokratis, dan bervisi kerakyatan.
”Kami menolak segala bentuk kesewenang-wenangan atas nama kekuasaan yang arogan, serta intervensi yang kontra produktif dengan kepentingan mahasiswa progresif,” kata dia.