News
Senin, 1 Februari 2010 - 12:14 WIB

Praktik prostitusi kini lewat Facebook

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Surabaya--Kejadian memprihatinkan diungkap di Surabaya, Jawa Timur. Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya mengungkap prostitusi anak baru gede (ABG) lewat situs jejaring sosial, facebook.

Sekitar 25 foto ABG berusia 15-16 tahun dipajang di facebook untuk dijajakan. Lalu, para pria hidung belang melakukan transaksi dengan mucikari, lewat chatting.

Advertisement

Sekretaris Jenderal Komnas Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait, mengatakan prostitusi anak melalui dunia maya, sebenarnya modus lama.

“Dengan chatting, pertama dimanfaatkan para remaja untuk saling kenal, lalu kemudian mereka bertransaksi,” kata Aris ketika dihubungi VIVAnews, Senin (1/2).

Advertisement

“Dengan chatting, pertama dimanfaatkan para remaja untuk saling kenal, lalu kemudian mereka bertransaksi,” kata Aris ketika dihubungi VIVAnews, Senin (1/2).

Kemunculan facebook, dan laman jejaring sosial lain semisal, Twitter dan Friendster makin memudahkan proses transaksi tersebut. “Facebook mempermudah, karena bisa dilihat seperti apa gambar dan fotonya secara jelas. Sebelumnya, lewat chatting hanya digambarkan ciri-ciri fisiknya,” tambah dia.

Ditambahkan dia, saat ini Komnas Perlindungan Anak sedang menangani 11 ABG korban chatting. Para ABG ini secara tak sadar terperosok dalam prostitusi.

Advertisement

Ketika melakukan hubungan itu, korban difoto. “Korban lalu diminta melayani orang lain, jika tak mau, diancam foto-fotonya akan disebar. Ini murni kriminal dan melibatkan jaringan,” lanjut Aris.

Oleh jaringan prostitusi ini, Korban ini juga diminta membujuk teman-temannya. Prostitusi anak ini bahkan menyebar sampai ke Batam.

Prostitusi anak ini, kata Aris, mengancam setiap anak yang sudah melek teknologi. “Di manapun yang kenal Facebook, bahkan di desa sekalipun,” kata dia.

Advertisement

Bagaimana untuk mencegah hal ini terjadi lagi? Kata Aris, dibutuhkan peran keluarga dan lingkungan.

“IT tak bisa kita bendung. Yang harus dilakukan agar bagaimana pendidikan keluarga dan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan di sekolah mengimbangi perkembangan teknologi,” tambah dia.

isw

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif