News
Rabu, 3 Januari 2024 - 11:32 WIB

Prakiraan Iklim Indonesia 2024 dari BMKG: 7 Wilayah Rentan Alami Kekeringan

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru saja merilis prakiraan iklim 2024 di Indonesia.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, jumlah curah hujan tahunan pada 2024 diprediksikan umumnya berkisar pada kondisi normal. Namun, terdapat beberapa wilayah yang diprediksikan dapat mengalami hujan tahunan di atas normal.

Advertisement

Beberapa di antaranya, sebagian kecil Aceh, Sumatera Barat bagian selatan, sebagian kecil Riau, sebagian kecil Kalimantan Selatan, sebagian kecil Gorontalo, sebagian kecil Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat bagian utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian kecil Papua Barat dan Papua bagian utara.

Dalam prakiraan iklim 2024 dari BMKG itu, terdapat pula daerah yang diprediksi mengalami hujan tahunan di bawah normal, seperti sebagian Banten, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian kecil Jawa Tengah, sebagian Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur, dan Papua bagian selatan.

Akan tetapi, masih ada enam wilayah di Indonesia yang rentan mengalami kekeringan pada 2024.

Advertisement

“Meskipun kemarau 2024 diprediksi berlangsung dengan normal, namun terdapat wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan karena secara iklim memang memiliki curah hujan yang rendah, yaitu meliputi sebagian Lampung, sebagian Jawa, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur dan Papua bagian selatan,” papar Dwikoritas dalam rilis resmi yang tayang di laman resmi BMKG, Minggu (31/12/2023).

Melihat prakiraan iklim 2024 di Indonesia tersebut, BMKG berpesan untuk melakukan langkah antisipatif terhadap potensi jumlah curah hujan tahunan 2023 yang melebihi rata-ratanya atau melebihi batas normalnya, yang dapat memicu bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor, maupun potensi curah hujan di bawah normal yang dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutannya berupa kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau 2024.

“Terkait penanganan musim kemarau, meskipun kemarau 2024 diprediksi tidak sekering kemarau 2023, maka tetap perlu diwaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di tahun 2024 khususnya pada periode kemarau pertama di bulan Februari 2024 untuk wilayah pesisir Sumatera bagian Timur, maupun periode kemarau periode kedua mulai Mei 2024 untuk wilayah lainnya yang rawan Karhutla,” jelas Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif