News
Jumat, 20 Juni 2014 - 14:46 WIB

PRABOWO VS JOKOWI : Tim Prabowo-Hatta Laporkan Wimar Witoelar, Wiranto, dan Bravo 5

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Unggahan Wimar Witoelar (twitter.com)

Solopos.com,JAKARTA — Aksi lapor-melapor terus marak dilancarkan kedua kubu capres-cawapres. Tim advokasi Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Habiburrokhman, menyampaikan ada tiga perkara yang diminta pasangan nomor urut 1 tersebut untuk diusut Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jumat (20/6/2014).

Tiga perkara tersebut antara lain aksi Wimar Witoelar yang membuat desain gambar yang menyiratkan adanya afiliasi Prabowo dengan Osama Bin Laden. Kedua, pernyataan Wiranto yang menuding Prabowo sebagai inisiator penculikan aktivis medio 1997-1998, dan ketiga adalah beredarnya buku 10 Alasan Memilih Jokowi. Menurut politisi Gerindra itu, buku tersebut menyebutkan Gerindra memiliki hubungan dengan jaringan teroris 9-11 (11 Septembern 2001).

Advertisement

Sebelumnya, Wimar Witoelar mengunggah gambar tersebut ke akun Twitter dengan desain antara lain Prabowo Subianto, Suryadharma Ali, Anis Matta, Lutfi Hasan Ishaq, Ahmad Heryawan, Tifatul Sembiring, hingga Soeharto bersama dengan gambar Osama Bin Laden. Foto yang diunggah pada Minggu (15/6/2014) itu juga memuat tulisan “Gallery of Rogues.. Kebangkitan Bad Guys”.

“Meskipun dalam Twitter sudah dihapus, namun kami meminta Wimar [Witoelar] untuk meminta maaf secara tulus, dan itu tidak dilakukannya,”jelasnya.

Mengenai perkara Wiranto, Habiburrokhman membawa bukti lain, yakni rekaman untuk memperkuat dugaan kampanye hitam yang dilakukan mantan Panglima ABRI tersebut (baca: Pengakuan Wiranto). “Kemarin, Wiranto mengatakan pak Prabowo sebagai inisiator penculikan aktivis. Secara jelas tidak ada keterlibatan dalam kasus penculikan,”katanya.

Advertisement

Terakhir, dia mempermasalahkan beredarnya buku 10 Alasan Memilih Jokowi yang didalamnya mengidentikkan Partai Gerindra dengan kelompok Wahabi Syahafi, yang disebutkan terlibat dalam kasus 11 September 2001 dan teroris Afganistan.

“Kami tidak menemukan penerbitnya, namun tertera tulisan Bravo 5 dalam buku, yakni tim Jokowi-JK yang menangani kasus SARA. Kami ingin melihat adakah keterkaitan tim Jokowi-JK dengan publikasi ini,”jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif