News
Jumat, 20 Juni 2014 - 19:30 WIB

PRABOWO VS JOKOWI : Pengamat: Soal Penculikan, Prabowo Enggan Ngomong kalau Tidak Menguntungkan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prabowo Subianto (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Pengamat militer yang juga Direktur Eksekutif Institut Peradaban, Salim Said, menilai ada unsur politis di balik pernyataan mantan Panglima ABRI, Wiranto, terkait pemecatan Prabowo Subianto dari instansi militer pada 1998.

Dia mengatakan isu mengenai kasus penculikan yang dilakukan Prabowo itu hanya akan menjadi masalah hukum biasa kalau Prabowo tidak mencalonkan diri sebagai presiden. “Karena Prabowo maju sebagai presiden, maka isu ini sudah masuk ranah politik, tentu ada nuansa politik juga di balik pernyataannya [Wiranto] itu,” kata Salim dalam sebuah acara diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/6/2014).

Advertisement

Menurutnya, untuk menyelesaikan kekisruhan ini, sebaiknya Prabowo memberikan penjelasan kepada publik untuk menanggapi pernyataan Wiranto yang menuding Prabowo sebagai dalang penculikan 13 aktivis pada 1997-1998 lalu. “Kalau dia [Prabowo] yakin bisa mendapat dukungan besar, pasti dia ngomong, tetapi karena berkaitan dengan politik, maka dia tidak mau menjelaskan kalau tidak menguntungkannya,” ujarnya.

Sementara itu, Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, mengatakan bahwa pernyataan Wiranto itu hanyalah sebagai upaya serangan balik dari kubu Jokowi-JK untuk menepis kampanye hitam yang terus-terusan ditujukan kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut.

Selain itu, dia juga menilai Prabowo sebagai figur capres yang kontroversial. “Dia memiliki banyak pendukung, tetapi di sisi lain banyak juga yang tidak suka dengannya. Orang yang kontroversial memang seperti itu,” kata Indria.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif