SOLOPOS.COM - Penyair Solo yang hilang sebelum Reformasi 1998 di Indonesia, Wiji Thukul (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)
Solopos.com, JAKARTA — Kasus penculikan budayawan dan aktivis Wiji Thukul pada Maret 1998 hingga saat ini belum terungkap. Belum diketahui di mana dan bagaimana keadaan pria kelahiran Solo 51 tahun lalu itu. Calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan mengusut kasus tersebut apabila dirinya terpilih menjadi presiden nanti.
“Ya jelas harus ditemukan dong. Bisa ditemukan hidup atau ditemukan meninggal, harus jelas. Tentang nanti ada sebuah rekonsiliasi dari fakta-fakta ya tidak jadi soal. Masa 13 orang hilang enggak ketemu, enggak jelas nasibnya,” ujar Jokowi di Media Centre Jokowi-JK, Jl. Sukabumi 23, Menteng, Senin (9/6/2014).
Jokowi menyebutkan dirinya mengenal baik Wiji Thukul karena sama-sama berasal dari Kota Solo, Jawa Tengah. “Saya kenal baik dengan Wiji Thukul, kalau sesama orang Solo bilang enggak kenal, keliru. Kenalan di Solo, istri dan anaknya juga kenal. Rumahnya di mana saya tahu, kayak apa puisinya juga tahu,” tambahnya.
Seperti dikutip dari halaman Kontras.org, 24 Maret 2000 lalu, Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) mendapat laporan hilangnya Wiji Thukul pada sekitar Maret 1998. Hilangnya Wiji Thukul diduga kuat berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan olehnya.
Wiji Thukul hilang bertepatan dengan peningkatan operasi represif yang dilakukan ole rezim Orde Baru dalam upaya pembersihan aktivitas politik yang berlawanan dengan Orde Baru. Operasi pembersihan tersebut hampir merata dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Kontras mencatat dalam berbagai operasi, rezim Orde Baru juga melakukan penculikan terhadap para aktivis (22 orang) yang hingga saat ini 13 orang belum kembali.