News
Sabtu, 7 Juni 2014 - 22:30 WIB

PRABOWO VS JOKOWI : Ini Tanggapan Kubu Prabowo-Hatta Soal Dugaan Keterlibatan Babinsa

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasangan Capres-cawapres, Bawaslu dan KPU Mengangkat Tangan saat Deklarasi Pilpres Damai (ilustrasi/JIBI/dok)

Solopos.com, BEKASI — Menanggapi dugaan Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang mengarahkan warga untuk memilih pasangan capres tertentu, kubu Prabowo-Hatta angkat bicara. Salah satunya terlihat dari akun Twitter Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, yang menyarankan Babinsa menggugat pihak yang menuduh.

“Sebaiknya para Babinsa meminta pihak penuduh, buktikan tuduhannya. Kalau tak bisa digugat saja pencemaran nama baik,” kicau @fadlizon, Sabtu (7/6/2014).

Advertisement

Sementara itu, cawapres Hatta Rajasa meyakini  sejak era reformasi, TNI merupakan militer paling profesional di dunia. “Saya sangat yakin TNI menjaga netralitasnya,” katanya seusai melakukan kampanye di Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/6/2014).

Ia juga meyakini TNI bisa mengklarifikasi dengan baik terkait adanya isu dugaan keterlibatan bintara pembina desa (babinsa) dalam Pilpres 2014. Sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal (Pur), Djoko Santoso, meminta pelapor adanya oknum babinsa yang diduga tidak netral dalam Pilpres 2014 bisa membuktikan kebenaran laporannya.

“Saya harap, orang yang lapor soal babinsa itu, Mr. X, tunjuk orangnya. Kalau benar ditindak tegas, jangan fitnah karena fitnah memecah belah kita, tidak bagus,” katanya yang ditemui saat menghadiri deklarasi dukungan relawan Komunitas Masyarakat Penyelamatan Indonesia (Kompi) kepada Prabowo-Hatta di Jakarta, Sabtu (7/6/2014).

Advertisement

Menurut dia, adanya fitnah tentang pengerahan personel TNI dalam Pemilu 2014 merusak semangat demokrasi sekaligus memecah belah bangsa. “Saya tidak rela TNI difitnah. Maka saya harap TNI bisa usut tuntas kejadian ini, dibantu dengan kepolisian,” ujarnya.

Mantan Kapolda Metro Jaya Komjen Pol (Pur), Nugroho Djayusman, dalam kesempatan yang sama, mengatakan adanya kasus pengerahan Babinsa ini merupakan salah satu upaya untuk menghancurkan lawan dengan tidak sportif.

“Ini menyesatkan, maka harus buktikan, tindak secara hukum dan tidak boleh fitnah. Boleh beda dukungan, tapi tidak boleh hancurkan seseorang,” katanya.

Advertisement

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menginstruksikan para perwira tinggi TNI/Polri untuk menolak dengan tegas pendekatan pihak-pihak yang mengajak mereka mendukung calon presiden (capres) tertentu.

Instruksi tersebut disampaikan presiden dalam pertemuan dengan seluruh perwira tinggi TNI/Polri di Gedung Kementerian Pertahanan. Presiden SBY mendapatkan informasi tentang pendekatan sejumlah pihak kepada beberapa perwira tinggi TNI/Polri agar berpihak kepada capres tertentu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif