SOLOPOS.COM - Prabowo dan Jokowi. (Okezone)
Solopos.com, JAKARTA -- Motif bergabungnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah kendali Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi pertanyaan. Prabowo yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) disebut-sebut mulai melunak dengan pemerintah.
Mengenai hal tersebut juga menjadi sorotan dari pengamat politik Hendri Satrio. Ia menduga ada agenda besar yang dibuat oleh mereka berdua.
Ia melihat agenda besar tersebut berawal dari pertemuan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Surya Paloh dengan Prabowo beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut, muncul kesepakatan untuk mengamandemen UUD 1945 yang bersifat menyeluruh. Agenda lainnya adalah soal pertemuan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo yang berakhir masuknya Gerindra ke pemerintahan.
"Tapi ada agenda apa sih itu. Salah satu yang sudah terjawab saat pertemuan Surya Paloh dan Prabowo tentang amandemen [perubahan UUD 1945]," kata Hendri Satrio dalam program Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang di TVOne, Selasa (29/10/2019) malam.
Selain dua agenda tersebut, Hendri masih bertanya-tanya apa agenda besar selanjutnya antara dua tokoh bangsa tersebut.
Tengku Zulkarnain Sebut Pemimpin Berjiwa Salesman, Sindir Prabowo?
Perjanjian Batu Tulis
Pada 2009, ada perjanjian antara Prabowo dan Megawati yang dikenal dengan Perjanjian Batu Tulis yang berisi tujuh poin kesepakatan. Adapun salah satu poin membahas soal dukungan Megawati kepada Prabowo yang akan maju pada Pilpres 2014.
"Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014," isi perjanjian pada poin ketujuh.
Prabowo Tak Ambil Gaji dan Mobil Dinas? Ini Jawaban Gerindra
Atas dasar tersebut, apakah masuknya Prabowo di pemerintahan ada agenda besar yang berhubungan dengan Pilpres 2024 mendatang?