News
Sabtu, 31 Mei 2014 - 05:13 WIB

PRABOWO CAPRES : Kisah di Balik Kemeja Safari Prabowo

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prabowo Subianto (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, JAKARTA–Calon presiden Prabowo Subianto selalu mengenakan busana safari berwarna cokelat dan putih. Belakangan, busana tersebut dikenakan oleh seluruh kader Partai Gerindra, partai binaan Prabowo.

Tak hanya kader Gerindra, busana kemeja putih dengan hiasan saku di kedua bagian dadanya itu juga dikenakan oleh seluruh kader partai politik pengusung Prabowo-Hatta Rajasa di pemilihan presiden tahun ini.

Advertisement

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Harris Bobihue menceritakan, pada awalnya busana tersebut hanya dikenakan oleh Prabowo. Namun lambat laun mantan Danjen Kopassus itu menginstruksikan agar seluruh kader partainya mengenakan busana yang sama.

“Diwajibkan semua, busananya tidak ada yang berbeda. Mulai Pak Prabowo sampai ajudan ya sama,” kata Harris kepada Bisnis di Posko Pemenangan Rumah Polonia, Jakarta, Jumat (30/5/2014).

Menurut Harris, peggunaan kemeja tersebut dimaksudkan untuk melestarikan budaya hidup para pendiri bangsa, dimana para pejuang kemerdekaan selalu mengenakan busana bercorak seperti itu.

Advertisement

“Sosok Bung Karno ciri khasnya seperti itu. Pak Prabowo senang, beliau mengagumi Soekarno sampai baju pun beliau melihat perlu dilestarikan,” sambungnya.

Awalnya, untuk mempopulerkan busana tersebut DPP Partai Gerindra menyediakan kemeja itu untuk dibagikan ke seluruh kader dan fungsionaris partai. Seiring berjalannya waktu, para kader berinisiatif menjahit sendiri busananya, tanpa ada perbedaan corak sedikitpun.

“Kita menyiapkan ratusan sampai ribuan awalnya. Akhirnya lama-lama kader membuat sendiri,” akunya.

Advertisement

Sementara untuk busana yang dikenakan Prabowo, kata Harris, dibuat oleh seorang penjahit rumahan yang berada di Bogor, Jawa Barat. Bahan serta corak kemeja yang dikenakan Prabowo sama persis dengan yang dikenakan oleh seluruh kader Partai Gerindra.

“Tukang jahit Pak Prabowo biasa. Tidak ada yang khusus atau spesial,” paparnya.

Trend busana seperti ini, lanjut Harris, secara tidak langsung juga membangkitkan ekonomi masyarakat kecil. Pasalnya seiring dengan populernya busana tersebut banyak para pedagang yang menjual kemeja serupa.

“Bahkan mungkin di Pasar Senen sudah dijual banyak sekali oleh pedagang. Karena laris itu,” tutup Harris.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif