News
Sabtu, 18 Agustus 2018 - 20:40 WIB

Polri Tanggapi Bocah TK Kodim Probolinggo Bercadar Bawa "Senjata"

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA –</strong> Pawai tujuhbelasan bocah TK bercadar dan menenteng replika senjata dari gabus viral di media sosial, Sabtu (18/8/2018). <a href="http://semarang.solopos.com/read/20180704/515/926094/polri-mengaku-ungkap-9-penipuan-calo-taruna-akpol" target="_blank" rel="noopener" title="Penipuan calo Taruna Akpol">Mabes Polri</a> angkat bicara terkait Karnaval siswa-siswi taman kanak-kanak di Probolinggo, Jawa Timur (Jatim) itu.</p><p>Peserta karnaval yang diketahui berasal dari TK Kartika V di bawah naungan Kodim 0820 Probolinggo tersebut, mengenakan pakaian serba hitam serta cadar. Tak hanya itu, mereka juga menenteng mainan senjata laras panjang.</p><p>Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Mabes <a href="http://semarang.solopos.com/read/20180810/515/933275/psikolog-ingatkan-polri-seriusi-polisi-bunuh-diri" target="_blank" rel="noopener" title="Polri Diminta Seriusi Bunuh Diri Polisi">Polri</a> Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, pawai tersebut rutin digelar Dinas Pendidikan Probolinggo dan tahun ini diikuti 158 TK.</p><p>"Iya, peserta pawai nomor 1 dari TK Kartika V Probolinggo, di bawah naungan Kodim 0820 Probolinggo, menggunakan pakaian berhijab atau bercadar hitam serta membawa replika senjata," kata Setyo Wasisto, Sabtu (18/8/2018) sebagaimana dikutip Suara.com.</p><p>Setyo mengatakan, pelaksanaan pawai ternyata belum ada izin dari Polres Kota Probolinggo, Jawa Timur. Namun, tetap dilakukan pengamanan dilakukan oleh anggota dalam pawai tersebut.</p><p>"Polres Probolinggo Kota tetap melakukan pengamanan Jalur dan pengamanan kegiatan secara spontanitas," ujar Setyo</p><p>Setyo menambahkan, tema kostum yang dipakai oleh TK Kartika V di bawah arahan kepala sekolah ibu Hartatik tersebut bertema "Bersama perjuangan Rosululloh kita tingkatkan keimanan dan keimanan kepada Allah SWT&rdquo;.</p><p>Berdasarkan keterangan Hartatik, kostum seperti itu dipilih karena alasan memanfaatkan properti yang ada di sekolah. Dengan begitu, mereka tidak perlu menyewa kostum.</p><p>"Itu pemilihan secara spontanitas. Tidak ada tujuan yang mengarah kepada tindakan yang melanggar hukum. Ya, banyak kontroversi di media sosial dengan mengaitkan bahwa Kostum tersebut identik dengan terorisme. Tapi semuanya sudah selesai, kepala sekolahnya sudah meminta maaf," kata Setyo.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif