News
Senin, 23 Juli 2012 - 05:17 WIB

"Politisi Kutu Loncat Menganggap Parpol Laiknya Perusahaan"

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi google image

Advertisement

JAKARTA — Politisi yang sering berpindah partai biasanya dijuluki kutu loncat. Para politisi seperti itu kerap menyampingkan urusan ideologi dan lebih berorientasi kepada uang. Mereka bertingkah bak karyawan yang memandang partai politik laiknya perusahaan.

“Fenomena kutu loncat menunjukkan politisi kita berjuang tanpa ideologi. Mereka menempatkan parpol laiknya perusahaan,” kata Manager Public Affairs Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi saat berbincang dengan wartawan, Minggu (22/7/2012) malam.

Menurut Burhanuddin, politisi kutu loncat tidak memperjuangkan suatu ideologi, melainkan berjuang berdasarkan insentif. “Ya iya, udah seperti buruh,” ujarnya.

Advertisement

Burhanuddin menjelaskan bahwa kutu loncat bukanlah fenomena baru di Indonesia. Ia menilai harus ada perubahan sistem untuk meminamilisasi hal tersebut.

“Ini bukan fenomena baru. Ini yang saya sering keluhkan, kenapa kita tidak membangun sistem yang lebih dewasa. Kita harus mematok perampingan kepartaian secara lebih sederhana,” tuturnya.

Menurutnya, sistem politik di Indonesia perlu dibenahi dengan membuat klasifikasi ideologi dan kerja parpol. Dengan begitu, dia menambahkan, partai politik di Indonesia akan dipilih dan diisi oleh orang-orang yang berjuang karena ideologi, bukan karena uang.

Advertisement

“Partai-partai kita perlu memiliki diferensiasi ideologi dan kerja. Kalau nggak ada diferensiasi, maka pertarungan akan berada pada faktor capital,” pungkasnya. JIBI/SOLOPOS/Detikcom

Advertisement
Kata Kunci : Kutu Loncat Parpol Politisi
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif