News
Rabu, 30 Agustus 2017 - 15:09 WIB

Polisi Temukan Kesamaan Pola Penghina Presiden dengan Saracen

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bareskrim Polri saat menggelar konferensi pers terkait kejahatan hate speech, Rabu (23/8/2017). (Juli Etha/JIBI/Bisnis)

Polisi menemukan kesamaan pola antara penghina Presiden Jokowi dengan kelompok Saracen.

Solopos.com, JAKARTA — Polrestabes Medan terus menyelidiki kemungkinan keterkaitan antara Ringgo Abdillah — yang bernama asli M Farhan Balatif — dengan sindikat penyebar konten hoax dan isu SARA, Saracen. Ringgo merupakan terduga pelaku ujaran kebencian terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jendral Tito Karnavian.

Advertisement

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Sandi Nugroho menjelaskan sejauh ini pihaknya menemukan kesamaan antara pola perbuatan Ringgo dengan jaringan Saracen seperti penggunaan KTP palsu guna memuluskan aksinya.

“Sedang dalam pendalaman dikaitkan dengan Saracen, apakah ada keterkaitan atau tidak. Yang jelas adalah polanya Ringgo sama dengan polanya Saracen, dia juga menggunakan KTP palsu. Jadi KTP yang sudah diedit sehingga itu bisa dipublikasikan untuk bisa melakukan penistaan terhadap orang maupun untuk mengadu domba dengan kelompok-kelompok lain,” jelas Sandi saat ditemuai di Mabes Polri, Rabu (30/8/2017).

Untuk menyusuri kemungkinan keterlibatan ini, Polrestabes Medan melakukan audit dengan cara uji forensik komputer terhadap data-data yang didapat sebagai barang bukti dengan bekerja sama dengan Bareskrim Polri dan Puslabfor.

Advertisement

Seperti diketahui, polisi menyita sejumlah barang bukti yang ditengarai menjadi alat Ringgo dalam melancarkan aksinya seperti laptop, flash disk yang berisi foto Presiden Jokowi yang telah diedit, ponsel, dan router.

Menurut Sandi, Ringgo termasuk orang yang cakap teknologi. Ringgo disebut memiliki kemampuan untuk menghapus file-file digital yang dimiliki hingga hilang jejaknya.

“Karena banyak teknolgi yang sudah dikuasai oleh Ringgo, untuk bisa menghapus file-file yang ada di sana dan file yang dihapus biasanya bisa ditarik. Namun, ini ada strategi dari Ringgo untuk bisa menghilangkan secara permanen,” katanya.

Advertisement

Sejauh ini, satu-satunya motif yang diakui Ringgo atas terkait tindakannya ini adalah rasa tidak puasnya terhadap pemerintah berbeda dengan kelompok Saracen yang bermotifkan ekonomi. Namun demikian, menurut Sandi, masih banyak kejanggalan yang perlu didalami untuk bisa menyimpulkan motif asli Ringgo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif