PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II (UIP JBT II) sedang melaksanakan mega proyek transmisi dan gardu induk
Harianjogja.com, JOGJA—PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II (UIP JBT II) sedang melaksanakan mega proyek transmisi dan gardu induk dalam rangka mendukung program kelistrikan 35.000 MW. Proyek yang akan segera dieksekusi ini bernilai Rp17 triliun.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II Amihwanuddin mengatakan, pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2016-2025.
“Total paket pekerjaan transmisi dan gardu induk PT PLN [Persero] UIP JBT II pada tahun 2016-2017 adalah 81 paket dengan nilai total pekerjaan Rp17 triliun,” ujar dia dalam jumpa pers di Hotel Inna Garuda, Jogja, Selasa (10/8/2016).
Ia mengungkapkan, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan keandalan sistem jaringan backbone 500 kV jalur utara Jawa Tengah. Hingga saat ini, evakuasi atau penyaluran untuk pembangkit baru dalam sistem Jawa Bali adalah sekitar 25 GW.
Dalam rencana pembangunan transmisi secara nasional sebesar 45.711 kms, PT PLN (Persero) UIP JBT II mengerjakan sebanyak 6.227 kms (13,6 %).
“Untuk rencana pembangunan gardu induk adalah sebesar 108.789 MVA secara nasional dan sejumlah 33.336 MVA [30,6 persen] akan dikerjakan oleh PT PLN [Persero] UIP JBT II,” ungkap dia.
Transmisi yang akan dibangun merupakan transmisi baru untuk menyalurkan daya pembangkit yang akan dibangun di sisi utara Jawa. Transmisi ini sekaligus memperkuat sistem interkoneksi Jawa-Bali.
Pembangunan transmisi baru Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV jalur utara untuk evakuasi daya pembangkit (backbone 500 kV jalur utara) akan terbentang Tanjung Jati-Tx (Ungaran-Pedan)-Batang-Mandirancan-Indramayu-Cibatu Baru/Deltamas. “Panjangnya kira-kira 600 km,” kata dia.
“Konstruksi akan dimulai pada 1 januari 2017. Harapannya selesai ada yang pada 2017, 2018, dan pertengahan 2019. Paket yang diluncurkan ini untuk mendukung program pemerintah 35.000 MW,” ujar dia.
Besaran dana yang dibutuhkan dialokaskan untuk konstruksi (Rp15 triliun) serta sarana pendukung (Rp2 triliun). Sarana pendukung termasuk pembebasan lahan. Diharapkan sampai akhir 2016 bisa tercapai 70%.