SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menunjukkan sinyal tak setuju jika <a href="http://news.solopos.com/read/20180710/496/927233/jika-prabowo-ahy-deal-pks-dapat-apa" target="_blank">Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)</a> maju di Pilpres 2019. Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menyarankan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadikan putra sulungnya itu sebagai menteri terlebih dahulu sebelum maju sebagai cawapres. </p><p>“Perjalanan politik AHY masih panjang, sehingga yang terbaik menjadi menteri dulu sebelum maju cawapres,” kata Hidayat, Jumat (27/7/2018).</p><p>Hidayat mengatakan bahwa AHY mesti mencari pengalaman politik yang cukup sebelum maju sebagai cawapres. Apalagi salah satu syarat pendaftaran capres dan cawapres untuk Pilpres 2019 pada 10 Agustus 2018 mendatang harus berusia 40 tahun. AHY baru 40 tahun pada 10 Agustus itu,” ujarnya.</p><p>Untuk itu, kata Hidayat, PKS akan terus memperjuangkan sembilan nama tokoh internal PKS untuk menjadi cawapres pendamping <a href="http://news.solopos.com/read/20180724/496/929910/batal-ke-jokowi-sby-bawa-demokrat-gabung-koalisi-prabowo" target="_blank">Prabowo Subianto</a>. “Jadi, kepastian cawapres ini yang harus diputuskan terlebih dahulu, sebelum menyolidkan koalisi dengan partai lain,” ujarnya.</p><p>Kesembilan nama elite PKS itu antara lain Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Salim Segaf, <a href="http://news.solopos.com/read/20180727/496/930420/presiden-pks-prabowo-bukan-muslim-taat-tapi-" target="_blank">Sohibul Iman</a>, Tifatul Sembiring, Anis Matta, Irwan Prayitno dan Mardani Ali Sera, dan Almuzammil Yusuf.</p>