News
Selasa, 25 Juli 2017 - 20:30 WIB

PILPRES 2019 : Sudah dengan PKS, Gerindra Dekati Demokrat untuk Prabowo

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Momen ketika Prabowo Subianto dalam kampanye Anies-Sandiaga di Lapangan Banteng, Minggu (5/2/2017). (@PKSJakarta)

Meski sudah berkoalisi dengan PKS, Gerindra masih akan mendekati Demokrat untuk menggalang dukungan untuk Prabowo di Pilpres 2019.

Solopos.com, JAKARTA — Di atas kertas, Partai Gerindra sudah bisa mengusung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 meski hanya berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun partai tersebut terus melakukan pendekatan dengan sejumlah partai lainnya.

Advertisement

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon terkait upaya partai itu dalam mencari dukungan parpol-parpol lainnya untuk Pemilu 2019. Selain mendekati PKS, Gerindra juga terus mendekati PAN dan Demokrat.

Bahkan untuk demokrat, Prabowo akan segera melakukan pertemuan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Pendekatan ini untuk mencari dukungan untuk mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Kalau Gerindra hitung-hitungannya cukup berkoalisi dengan PKS, atau dengan PAN. Apalagi dengan Demokrat,” ujarnya, Selasa (25/7/2017).

Menurutnya, jika keempat partai itu berkoalisi, maka posisi Prabowo akan lebih kuat. Dalam waktu dekat Gerindra akan melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat SBY. Fadli Zon pun tak menampik pertemuan tersebut dalam rangka Pilpres 2019.

Advertisement

“Tentu dong, kita kan pasti harus berkomunikasi bersilaturahmi dan harus mau berkoalisi misalnya ke depan. Kita pasti berkoalisi,” ujarnya.

Dia menilai politik kini menjadi sangat dinamis. Peluang Gerindra berkoalisi dengan Demokrat yang disebut banyak pihak sulit terealisasi, ujarnya, masih sangat mungkin terbentuk. Bahkan Fadli Zon optimistis bisa meggandeng parpol pendukung pemerintah saat ini.

“Dalam politik, tak ada yang tidak mungkin. Termasuk partai yang sekarang dukung pemerintah, di 2018 belum tentu juga dukung pemerintah, namanya politik,” ujar Fadli.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif