News
Jumat, 28 Maret 2014 - 09:36 WIB

PILPRES 2014 : Soal Kasus HAM, Amerika Serikat Soroti Pencapresan Prabowo

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prabowo Subianto (JIBI/Bisnis/dok)

Solopos.com, SOLO — Pencapresan Prabowo Subianto menarik perhatian publik Amerika Serikat. Hal ini terkait latar belakang capres Partai Gerindra tersebut, mulai dari karier militernya hingga kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang sering dikaitkan dengan namanya.

Dalam sebuah artikel berjudul Indonesia Candidate Tied to Human Rights Abuses Stirs Unease yang diterbitkan di situs New York Times, Rabu (26/3/2014), digambarkan berbagai keberatan para aktivis HAM di Indonesia terhadap pencalonan Prabowo. Seperti diketahui, para aktivis HAM melalui media sosial memang sering mengingatkan publik terhadap masa lalu mantan Danjen Kopassus itu.

Advertisement

Artikel ini juga menyoroti kampanye Prabowo menjelang Pemilu 2014 yang dinilai bergaya khas militer. “Mantan komandan pasukan khusus [Kopassus] Prabowo Subianto memulai kampanye partainya untuk pemilu legislatif akhir pekan lalu yang disebut media lokal bergaya militer. Dia naik jip untuk menemui para simpatisan partainya ke stadion, menunggang kuda berkeliling dan berparade sebelum para kadernya berdiri memberi penghormatan,” tulis artikel itu dalam bahasa Inggris.

Artikel ini juga memberi perhatian kepada berbagai keberatan para aktivis HAM di Indonesia menanggapi pencalonan Prabowo. Prabowo yang memiliki elektabilitas cukup tinggi setelah Jokowi di berbagai survei memang terus memperlihatkan keinginannya untuk maju meskipun disorot kalangan aktivis.

Para aktivis HAM masih mengingatkan kasus pelanggaran HAM yang terjadi seputar berakhirnya Orde Baru pimpinan Soeharto 1998 lalu. “Mereka [para aktivis] mencatat Komnas HAM merekomendasikan dia bertanggung jawab dalam dugaan penculikan aktivis pro demokrasi pada akhir 1990-an, yakni pada bulan-bulan terakhir masa pemerintahan Presiden Soeharto, ayah mertuanya saat itu,” tulis artikel itu.

Advertisement

Artikel yang ditulis Joe Cochrane dan Michael R. Gordon ini juga menggambarkan sikap Amerika Serikat terhadap pencalonan Prabowo. Pencalonan ini dinilai bisa membuat pemerintahan Barack Obama dalam posisi sulit terkait hubungan bilateral dengan Indonesia. Prabowo yang pernah mengikuti program pelatihan militer di AS pada 1980-an, disebut ingin bertemu dengan dengan para pejabat tinggi negara Paman Sam. “Namun AS keberatan,” tulis artikel itu.

Penulis juga mengutip pernyataan guru besar politik Northwestern University yang juga pakar tentang polutik Indonesia, Jeffrey Winters, tentang Prabowo. AS, kata Winters, akan merasa khawatir jika Prabowo menang.

“Hal ini sensitif karena hubungan dekat militer AS dan Indonesia,” kata Winters. “Bagi AS, Indonesia terlalu penting untuk tidak berhubungan baik.” Seperti diketahui, kedua negara memiliki keterkaitan dalam masalah ekonomi dan isu-isu pertahanan. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan pupulasi Muslim terbesar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif