News
Minggu, 18 Mei 2014 - 09:15 WIB

PILPRES 2014 : Duet Aburizal-Pramono Edhie Bikin Banyak Masalah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pramono Edhie Wibowo (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Pengamat politik dari LIPI, Ikrar Nusa Bakti, menilai pemasangan capres-cawapres Aburizal Bakrie dengan Promono Edhie Wibowo mewakili  poros Partai Golkar-Demokrat akan menimbulkan banyak masalah.

Masalah yang sudah di depan mata, menurutnya, adalah protes dari peserta konvensi Partai Demokrat yang telah menelorkan Menteri BUMN Dahlan Iskan sebagai pemenang.

Advertisement

“Masak yang dicalonkan Demokrat bukan dari pemenang konvensi untuk berduet  dengan capres dari Golkar. Orang pasti mengira ada peran SBY di balik  ini. Sebab orang selalu mengkaitkan posisi Pak Promono Edhie yang tak  lain adalah adik ipar presiden,”  ujarnya dalam dialog yang ditayangkan Metro TV, Minggu (18/5/2014) pagi.

Pemasangan capres dan cawapres tersebut menjadi topik utama bahasan Rapimnas Golkar dan Demokrat yang berlangsung di Jakarta, hari ini. Sementara itu, pengamat politik  dari Universitas Palangka Raya Kalteng, Ricky Zulfauzan, memprediksi jumlah capres yang akan berkompetisi dalam pemilihan Presiden 9 Juli 2014 tiga pasangan.

“Sesuai Undang-undang (UU) No.42/2008 tentang Pemilihan Presiden, sudah ada syarat yang ditentukan untuk mengusung pasangan calon Presiden,” katanya seperti dikutip Antara.

Advertisement

Berdasarkan ketentuan tersebut, sebuah partai politik baru dapat mengusung satu pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden harus memperoleh 25%  suara sah secara nasional atau memperoleh 20% kursi di parlemen.

Kalau melihat dari peraturan tersebut, tidak mungkin muncul empat pasangan calon Presiden, karena perolehan suara masing-masing parpol pada pemilihan Umum Legislatif 9 April 2014 tidak ada yang mencapai 25%.

“Saat ini ada dua pasangan calon yang sudah dipastikan maju yakni Joko Widodo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Prabowo Subianto dari partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra),” ujarnya.

Advertisement

Kemungkinan lain, lanjut Ricky, capres yang maju pada pilpres mendatang diprediksi akan bertambah satu pasangan apabila partai Demokrat, Golkar dan Hanura bergabung membentuk koalisi baru.

Pada bagian lain, dia menjelaskan bahwa tingkat partisipasi pemilih pada Pilpres 2014 tergantung kualitas calon yang akan diusung parpol. Ketika calon tersebut tidak menjanjikan, maka pemilih golongan terpelajar akan menarik dukungannya.

“Golongan terpelajar ini merupakan salah satu penentu kemenangan pasangan calon presiden dan Wakil Presiden yang diusung partai politik,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif