News
Kamis, 7 Maret 2013 - 16:38 WIB

PILKADA SUMATRA UTARA: Pemilihan Gubernur Paling Sepi

Redaksi Solopos.com  /  Laila Rochmatin  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA – Bisa dikatakan pilkada Sumutb tahun ini adalah yang paling sepi. Angka golput cukup tinggi dan ini menjadi tantangan bagi pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi yang berdasar itung cepat menduduki urutan teratas untuk sementara waktu.

Untuk sesaat, pasangan yang memiliki nama kampanye Ganteng ini boleh menebar senyum kemenangan bersama para pendukungnya. Tapi, jika kemudian real count yang dilakukan KPUD Sumut mengukuhkan kemenangan mereka, maka itu hanya menjadi awal dari tugas berat pasangan ini mengembangkan Sumut.

Advertisement

Apalagi menjadikan provinsi ini sebagai provinsi terdepan dalam pembangunan di Indonesia bagian barat, seperti disampaikan Gatot, Kamis (7/3/2013).

Tugas berat itu terutama terkait apatisme warga yang tercermin dari jumlah pemilih hak suara yang memilih untuk Golput baik dengan cara tidak menggunakan hak suaranya atau mereka yang bisa saja datang ke bilik suara tapi memilih merusak surat suara atau memilih goltus alias golongan tusuk semua.  Kedua tindakan terakhir ini masuk dalam kategori membuat pilihan menjadi tidak syah.

Terkait pemilik suara yang memilih untuk tidak memilih alias golput, wilayah di Kelurahan Padang Bulan, Medan Selayang, bisa dijadikan salah satu contoh. Di wilayah ini, diperkirakan lebih dari 50% warga yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap atau DPT memilih untuk golput.

Advertisement

Berdasarkan pantauan, dari sekitar 563 DPT di TPS 17, tercatat hanya 164 masyarakat atau 29% yang mencoblos, begitu pula di TPS 16 hanya sekitar 37% yang menggunakan hak pilihnya atau 208 orang dari 554 warga yang tercatat sebagai pemilih tetap.

Sementara di TPS 14 terdapat 241 orang dari 562 DPT yang ikut serta dalam pesta demokrasi Sumut tahun ini atau hanya sekitar 42%.

Adi, salah satu panitia di TPS 14 mengakui bahwa pilgubsu tahun ini memang terlihat lebih sepi dibandingkan tahun sebelumnya, padahal hari pemungutan suara ini telah ditetapkan sebagai hari libur di Sumut.

Advertisement

“Mungkin karena masyarakat sudah banyak yang apatis atau tidak terlalu peduli, terutama dari kalangan anak muda,” ucap Adi, Kamis (7/3).

Andai pemilih golput itu memang hanya terkonsentrasi di wilayah Padang Bulan, Medan, tentu pasangan Ganteng tak akan kesulitan menjalankan roda pemerintahan selama 5 tahun ke depan.

Sebaliknya, jika jumlah golput menyebar di banyak wilayah, maka kerja pasangan itu tak akan terlalu mudah untuk memajukan Sumut. Kecuali jika mereka memilih mengabaikan partisipasi warga dan bergerak sendiri di atas roda birokrasi. (JIBI/sae)1

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif