News
Minggu, 30 Oktober 2016 - 17:00 WIB

PILKADA JAKARTA : Survei Kedai Kopi: 52% Masyarakat Berasumsi Jokowi Tidak Netral

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gabungan ormas Islam Solo menggelar aksi longmarch di Jl. dr. Radjiman, Singosaren, Solo, Jumat (21/10/2016). Mereka menuntut polisi segera memproses hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait pernyataan yang dinilai menyinggung umat Islam. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Survei Kedai Kopi menyebutkan 52% masyarakat berasumsi Presiden Jokowi tidak netral di Pilkada Jakarta 2017.

Solopos.com, JAKARTA — Satu lagi lembaga survei yang mengumumkan hasil survei setelah penetapan calon pasangan gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta. Kali ini, survei Kedai Kopi mengumumkan menyebutkan elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hanya 27,45%. Tak hanya itu, survei ini menyebut mayoritas responden beropini Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak netral di Pilkada Jakarta 2017.

Advertisement

“Publik masih berasumsi sebanyak 52% [bahwa] Pak Jokowi memihak salah satu calon,” kicau Kedai Kopi melalui akun Twitter @surveikedaikopi, Minggu (30/10/2016),

Sikap Presiden Jokowi menjadi perbincangan sejak sebelum parpol-parpol memastikan pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta yang akan diusung. Selanjutnya, setelah polemik pernyataan Ahok yang menyebut Surat Al Maidah ayat 51, sejumlah pihak mengembuskan isu bahwa Jokowi mengintervensi proses hukum kasus tersebut.

Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, menuding, sebelum Ahok datang ke Bareskrim Mabes Polri atas inisiatifnya sendiri untuk diperiksa, Jokowi justru menerimanya di Istana Negara. “Intervensi yang kuat adalah diamnya Presiden. Tidak ada satu kata patahpun dari Presiden untuk menyatakan sikap dari penegakan hukum dari kasus tersebut,” kata Rizieq Jumat (28/10/2016) lalu.

Advertisement

Politikus Partai Gerindra, Desmond J. Mahesa, juga mengatakan hal serupa saat meminta agar polisi tidak berlebihan dalam menurunkan aparat untuk mengawal demo 4 November 2016. Menurutnya, bila jumlah aparat terlalu banyak menjelang aksi besar-besaran tersebut, maka patut diduga Presiden Joko Widodo telah melakukan intervensi terhadap kasus dugaan penistaan agama tersebut. Baca juga: FPI Tuding Jokowi Intervensi Kasus Ahok.

Sementara itu elektabilitas Ahok-Djarot berdasarkan survei ini memang masih yang tertinggi, namun hanya 27,45%. Di posisi kedua adalah Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan elektabilitas 23,9%. Agus Harimurti-Sylviana Murni di posisi ketiga dengan 21%.

Pengumuman hasil survei ini dilakukan dalam sebuah diskusi bersama Hendri Satrio, pengamat politik pendiri Kedai Kopi, bersama Andi Nurpati (tim Agus-Sylviana), Hendrawan Supratikno (tim Ahok-Djarot), dan Ferri Juliantono (tim Anies-Sandiaga).

Advertisement

Survei yang dilangsungkan pada 8-24 Oktober 2016 atau sebelum penetapan nomor urut pasangan ini. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling yang disebar di 6 wilayah DKI Jakarta. Jumlah responden 694? orang dan mayoritas berusia 50 tahun ke atas. Margin error survei ini sebesar 4% dan tingkat kepercayaan 96%.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif