News
Jumat, 12 Agustus 2016 - 16:35 WIB

PILKADA JAKARTA : Risma Ingatkan Ahok Soal "Perang 10 November", Djarot Minta Setop

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Djarot Saiful Hidayat (tengah). (Dok/JIBI/Bisnis)

Pilkada Jakarta diramaikan perseteruan Ahok-Risma. Pernyataan Ahok menyinggung Surabaya membuat Risma mengingatkannya soal perang 10 November.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat angkat bicara soal perseteruan yang terjadi antara dua rekannya, yaitu Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dengan Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma).

Advertisement

Ketua DPP Bidang Organisasi dan Kaderisasi PDIP tersebut mencoba menengahi dan meminta Ahok dan Risma jangan terpancing dengan pemberitaan media massa. “Makanya aku bilang sudah lah. Setop. Biar Bu Risma fokus di Surabaya. Pak Ahok juga jangan mudah terpancing fokus ke Jakarta saja,” ujar Djarot, Jumat (11/8/2016).

Bukan itu saja, mantan Wali Kota Blitar tersebut juga meminta semua pihak, khususnya media massa, tidak melakukan adu domba atau menyulut emosi Ahok dan Risma. Pasalnya, situasi menjelang Pilkada Jakarta 2017 sudah mulai memanas.

Advertisement

Bukan itu saja, mantan Wali Kota Blitar tersebut juga meminta semua pihak, khususnya media massa, tidak melakukan adu domba atau menyulut emosi Ahok dan Risma. Pasalnya, situasi menjelang Pilkada Jakarta 2017 sudah mulai memanas.

Alih-alih berseteru atau membuat suasana makin keruh, Djarot mengajak semua menyerahkan masalah usung-mengusung calon Gubernur DKI Jakarta melalui mekanisme partai politik. “Kalau masalah proses politik serahkan saja pada mekanisme partai. Gitu aja kok repot,” katanya.

Sebelumnya, Ahok yang menyinggung soal pembangunan trotoar di Surabaya. Ahok juga mengungkapkan bahwa Surabaya hanya seluas kawasan Jakarta Selatan. Hal ini memancing reaksi dari Risma yang menjawab panjang lebar di depan wartawan di Balai Kota Surabaya, Kamis (11/8/2016). Baca juga: Gerah! Risma Jawab Ejekan Ahok Soal Trotoar Surabaya.

Advertisement

Risma juga memberikan pesan kepada Ahok untuk tidak takut, termasuk jika harus head to head dengannya di Pilkada Jakarta. Risma mengakhiri responsnya itu dengan memperingatkan Ahok untuk tidak terus-terusan menyerang dirinya dan Surabaya.

“Saya juga ga ini [mencari-cari nama] kok, saya bekerja bukan untuk dipamerkan atau untuk itu, [tapi] untuk kesejahteraan warga Surabaya. Dan itu kita lakukan bersama-sama warga Surabaya. Ga mungkin coba kalau warga Surabaya tidak menjaga kebersihan, tidak mungkin kota ini jadi bagus kan,” katanya seperti ditayangkan live Kompas TV, Kamis malam.

Namun, Risma berharap warga Surabaya tidak terpancing merespons pernyataan Ahok berlebihan. Pasalnya, dia memandang Jakarta atau kota lain bukan dalam kaca mata persaingan.

Advertisement

“Bukan kemudian untuk dikompetisikan, kita jadi warga yang terpecah-belah. Bukan seperti itu. Justru kita mulai bersatu, kita [hadapi] perang yang berikutnya, bukan perang fisik seperti dulu, kita hadapi masyarakat yang ekonominya seperti itu. Kalau kita terpecah belah maka kita tidak, kita akan kalah jadi bangsa,” katanya.

Risma mengaku tidak tertarik untuk pergi ke Jakarta membahas persoalan ini. Menurutnya, dia tak punya waktu untuk itu. “Tahu sendiri lah jam segini masih di kantor. Itu barangku masih segepok itu.”

Soal Ahok, Risma punya satu pesan agar tidak membakar emosi warga Surabaya. “Bagaimanapun juga saya juga punya warga Surabaya yang tinggal di sana. Saya kan juga ga pengin kemudian ada itu. Perang 10 November itu enggak akan terjadi kalau orang Surabaya tidak punya karakter itu.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif