News
Kamis, 2 Februari 2017 - 06:00 WIB

PILKADA JAKARTA : Polltracking: "Efek Kejut" Agus-Sylviana Berakhir, Digeser Anies-Sandiaga

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak)

Pilkada Jakarta kian ketat. Survei Polltracking menyebut efek kejut Agus-Sylviana berakhir dan kini digeser Anies-Sandiaga.

Solopos.com, JAKARTA — Efek kejut yang mendorong meningkatnya popularitas pasangan calon gubernur dan wakilnya Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylviana) telah berakhir sehingga menjelang dua pekan sebelum pemilihan, elektabilitas pasangan nomor urut pertama itu anjlok 4,50%.

Advertisement

Hal itu terungkap dalam hasil survei Poltracking Indonesia yang digelar 24-29 Januari 2017 dengan marjin eror sebesar +/-3,46% dan tingkat kepercayaan 95%. Dalam survei terhadap 800 responden tersebut, elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandiaga) unggul dengan dukungan 31,50%, disusul Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) 30,13%.

Agus-Sylviana didukung 24,75% responden dan yang belum menentukan pilihan sekitar 12,62%. “Elektabilitas pasangan Anies-Sandi dan Ahok-Djarot berada dalam rentang marjin eror,” ucap Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda, Rabu (1/2/2017).

Tren elektabilitas Anies-Sandiaga mengalami kenaikan 2,87%, yakni dari 28,63% pada survei 9-12 Januari 2017 menjadi 31,50% pada 24-29 Januari 2017. Ahok-Djarot juga meningkat 1,25% dari 28,88% menjadi 30,13%. Sebaliknya, pasangan Agus-Sylviana turun cukup signifikan 4,50% dari 30,25% menjadi 25,75%.

Advertisement

Menurut Hanta Yuda, penurunan elektabilitas kandidat nomor urut 1 karena efek kejut mereka telah berakhir. Efek kejut yang muncul kala Agus diumumkan sebagai calon gubernur memang mendorong meningkatnya keterkenalan pasangan tersebut.

“Saat ini publik Jakarta yang mayoritas didominasi oleh para pemilih rasional yakni 40% lebih memilih untuk melihat hal-hal lain seperti program kerja dan visi-misi. Selain itu, ada kasus-kasus kontemporer yang merundung calon wakilnya juga turut memengaruhi serta yang cukup penting juga adalah performa debat,” lanjutnya.

Hanta mengungkapkan bahwa jika dilihat dari tren elektabilitas tersebut, maka kemungkinan besar Pilkada Jakarta akan berlangsung dalam dua putaran. Pasalnya, belum ada satupun pasangan calon yang berpotensi meraih dukungan melampaui 50% sebagaimana yang disyaratkan.

Advertisement

Dalam simulasi dua pasangan seandainya terjadi dua putaran, pasangan Ahok-Djarot bakal kalah jika bertarung dengan Agus-Sylvi maupun Anies-Sandiaga. Sementara jika Anies bertarung dengan Agus, maka Anieslah yang akan keluar sebagai pemenang.

“Itulah hasil survei kami. Meski demikian, perkembangan di Jakarta ini sangat dinamis sehingga dalam survei berikutnya bisa saja hasilnya akan berbeda,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif