News
Jumat, 12 Agustus 2016 - 15:32 WIB

PILKADA JAKARTA : PDIP Bantah Risma ke Rumah Megawati, Begini Perkiraan Peluang Ahok

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/4/2016). Gubernur DKI yang akrab disapa Ahok tersebut memenuhi panggilan KPK untuk dimintai keterangan terkait penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan lahan RS Sumber Waras.(JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A/dok)

Pilkada Jakarta diisukan menjadi pembicaraan utama di rumah Megawati hari ini. PDIP membantah Risma akan menemui Mega.

Solopos.com, JAKARTA — Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan agenda rapat di kediaman Ketua Umum merupakan agenda rutin yang dilakukan setiap pekan. Hal ini menanggapi isu santer yang menyebut PDIP akan memutuskan siapa pasangan yang diusung dalam Pilkada Jakarta 2016.

Advertisement

“Hari ini rapat rutin partai, Kamis dan Jumat, membahas persoalan internal seperti pilkada, kaderisasi, penegakan disiplin partai,” ujar Hasto saat ditemui di rumah Megawati Soekarnoputri, Jumat (12/8/2016).

Namun, dia menjelaskan rapat pada Jumat ini lebih fokus pada pembahasan kondisi eksternal partai seperti bagaimana partai mengelola pemerintah misalnya menerima undangan Lemhanas. “Jadi, hari ini tidak ada pembahasan Pilkada DKI,” tuturnya.

Dia juga membantah adanya kabar mengenai pertemuan dirinya dengan Megawati. “Dan terkait Risma yang akan datang ke Ibu, itu tidak benar,” tambahnya. Baca juga: Takdir Risma dan Ahok Ditentukan di Rumah Mega Siang Ini.

Advertisement

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, Andreas Pareira, menyatakan sejauh ini belum ada keputusan partainya untuk mendukung salah satu dari dua nama, yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau Risma. Menurutnya, meski nama Risma sempat mengemuka untuk diusung DPIP, namun dukungan terhadap Ahok masih terbuka.

Andreas menyatakan yang memutuskan nanti adalah Ketua Umum, termasuk apakah Ahok akan dipasangkan dengan Djarot Saiful Hidayat sebagai petahana atau tidak. Andreas membantah kalau PDIP sudah lebih cenderung memasangkan kembali Ahok-Djarot sebagai pasangan petahana.

Sedangkan soal adanya pengurus di tubuh PDIP yang disebut-sebut tidak mau mendukung Ahok, Andreas mengatakan itu hanya pandangan pengurus, bukan partai. “Artinya gini pandangan-pandangan dari beberapa teman kemudian muncul di publik kan kita lihat begitu. Tapi kan keputusan tetap ada di keputusan partai, ketua umum [yang] memutuskan,” ujar Andreas.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif