News
Jumat, 12 Agustus 2016 - 17:42 WIB

PILKADA JAKARTA : Manuver Golkar: Djarot Jadi Calon Wakil Ahok!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Djarot Saiful Hidayat (tengah). (Dok/JIBI/Bisnis)

Pilkada Jakarta belum jelas menunjukkan siapa yang akan diusung PDIP. Tapi Golkar bergerak cepat mengusung Djarot sebagai calon wakil Ahok.

Solopos.com, JAKARTA — Sebagai partai penentu calon Gubernur DKI Jakarta, PDIP masih belum memutuskan sikap soal siapa yang akan diusung. Namun sebelum Ketua Umum PDIP Megawati, kubu parpol pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah membuat manuver baru.

Advertisement

Manuver baru itu adalah mengusung Djarot Saiful Hidayat sebagai calon pendamping Ahok. Padahal, Djarot adalah kader PDIP yang juga digadang-gadang menjadi calon gubernur atau calon wakil gubernur.

Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Bidang Polhukam DPP Partai Golkar Yorrys Raweai. Menurutnya, tiga parpol pendukung Ahok yaitu Partai Golkar, Nasdem, dan Hanura, telah menggelar pertemuan untuk mempersiapkan strategi dukungan untuk Ahok. Salah satunya adalah mencari calon pendamping Ahok.

“Kita sudah menetapkan sudah ditetapkan mekanisme partai. Pertama, ketua tim suksesnya Pak Nusron [Wahid]. Nah kita dorong ke situ, akan kita umumkan besok tadi rapat terakhir, baru sampai itu. Besok akan diumumkan siapa calon wakil yang akan mendampingi Pak Ahok adalah Pak Djarot,” kata Yorrys di Jakarta, Jumat (12/8/2016), seperti ditayangkan Metro TV.

Advertisement

Meski demikian, belum ada tanggapan dari Djarot terkait hal ini. Sementara itu, Wakil Sekjen PDIP Eriko Sotarduga tak mengelak saat ditanya kemungkinan partainya kembali mengusung Ahok dan Djarot. “Skenarionya begitu,” ujar Eriko pendek, saat dijumpai Kamis (11/8/2016) malam.

Sedangkan skenario lainnya adalah PDIP akan mengusung nama yang telah lolos fit and proper test sebagai calon. “Atau kami bisa mengajukan sendiri calon kita, bisa saja mengajukan kedua-duanya adalah kader kita sendiri,” lanjutnya.

Lantas, akankah Risma muncul, terlebih setelah ia mencak-mencak karena tersinggung oleh pernyataan Ahok? Satu hal yang pasti, Risma tidak termasuk dalam daftar enam orang yang lolos uji kelayakan dan kepatutan. Sebagai kader, ia tak perlu melalui jalur “testing” tersebut.

Advertisement

Jika DPP PDIP dalam hal ini Megawati sebagai Ketua Umum memberi perintah langsung, maka Risma tak bisa mengelak. Dengan begitu, ia pun harus menerima takdir mendapat penunjukkan langsung dari DPP PDIP untuk maju melawan Ahok.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif