News
Selasa, 5 Desember 2017 - 19:00 WIB

PILKADA JABAR : Ridwan Kamil Unggul Jauh Atas Deddy Mizwar, Tapi Belum Aman

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ridwan Kamil dan Atalia Praratya (Instagram @ridwankamil)

Survei Poltracking menunjukkan elektabilitas Ridwan Kamil unggul di atas Deddy Mizwar jelang Pilkada Jabar, namun masih di bawah 50%.

Solopos.com, JAKARTA — Elektabilitas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil masih menempati posisi teratas menuju Pilkada Jabar 2018. Ridwan unggul jauh di atas calon kuat lainnya, Deddy Mizwar yang kini menjadi Wakil Gubernur Jabar.

Advertisement

Hal ini tercermin dalam survei elektabilitas para calon Gubernur Jabar yang dilakukan Poltracking awal Desember 2017. Dalam pertanyaan terbuka dengan jawaban spontan, elektabilitas Ridwan Kamil 24,2%, disusul Deddy Mizwar 7,1%, dan Dedi Mulyadi dengan elektabilitas 4,3 %.

Poltracking mencatat Ridwan Kamil dipersepsikan responden memiliki semua kualitas personal, yaitu peduli dan perhatian, bersih dari korupsi, berprestasi, berani, mampu memimpin cerdas, dan berpenampilan menarik. Dalam aspek religiusitas, Ridwan Kamil juga dianggap lebih unggul (33.6%), lebih tinggi dari Deddy Mizwar (30.9%).

“Begitu juga dalam aspek Membela Umat Islam, Ridwan Kamil [27,3%] dan Deddy Mizwar [24,1%],” kata Poltracking dalam rilis survei di laman Poltracking.com, Selasa (5/12/2017).

Advertisement

Sementara itu, tentang nama-nama calon wakil gubernur, Daniel Mutaqien unggul (dalam margin of error) dari nama-nama lain. Dalam simulasi tiga kandidat, Daniel Mutaqien (10.6%) unggul dalam simulasi tiga kandidat wakil, diikuti Ahmad Syaikhu (8.2%), dan Puti Guntur Soekarno (5.4%).

Survei ini menunjukkan persepsi merakyat dan jujur menjadi kriteria utama responden dalam memilih calon. Sebanyak 20,3% publik menginginkan pemimpin yang memiliki sifat merakyat sebagai kiriteria utama, sifat jujur atau berintegritas 13,6%, dan memiliki pengalaman 12,3 %.

Survei ini juga menemukan masih kuatnya latar belakang agama kandidat terhadap elektabilitasnya. Sebanyak 67.0% publik memilih seorang kandidat atas dasar agama, dan pengaruh rekam jejak berada di angka 66.9%. “Sementara itu, latar belakang asal daerah (36.8%), dan latar belakang suku kandidat (39.0%) tidak sekuat agama dan rekam jejak. Begitu juga dengan gender (48.9%) dan usia (46.5%).”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif