News
Rabu, 11 Juli 2012 - 18:15 WIB

PILKADA DKI: Pedagang Pasar Berharap Gubernur Terpilih Serius Dukung Ekonomi Kerakyatan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana salah satu sudut Pasar Kramat Jati, Jakarta, yang merupakan pasar induk tradisional untuk sayur mayur di ibukota negara itu. Para pedagang pasar berharap siapa pun yang terpilih menjadi Gubernur DKI benar-benar memiliki komitmen keberpihakan pada ekonomi kerakyatan. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Suasana salah satu sudut Pasar Kramat Jati, Jakarta, yang merupakan pasar induk tradisional untuk sayur mayur di ibukota negara itu. Para pedagang pasar berharap siapa pun yang terpilih menjadi Gubernur DKI benar-benar memiliki komitmen keberpihakan pada ekonomi kerakyatan. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

JAKARTA – Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia berharap Gubernur Jakarta terpilih memiliki program yang berpihak kepada ekonomi kerakyatan.
Advertisement

Sekretaris Jenderal APPSI Ngadiran mengatakan anggota asosiasinya tidak terlalu merisaukan Pilkada akan berlangsung dua putaran, asalkan bisa melahirkan pemimpin yang memperhatikan pedagang pasar. “Masih banyak pekerjaan rumah selama 5 tahun terakhir. Kami berharap Jakarta punya pemimpin yang bisa menyelesaikan permasalahan di lapangan,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (11/7/2012).

Dia mengatakan harapan pedagang pasar antara lain bisa memiliki pemimpin yang mampu membangun infrastruktur Jakarta. Infrastruktur, lanjutnya, merupakan hal penting agar ekonomi ibu kota negara ini tumbuh lebih baik. “Infrastruktur itu termasuk pasar. Kondisi pasar tradisional di Jakarta sangat memrihatinkan,” katanya.

Data APPSI mencatat terdapat 153 unit pasar tradisional di Jakarta, di mana sebanyak 98 unit di antaranya dalam kondisi memprihatinkan. Dari 98 unit pasar tradisional yang rusak itu, lanjutnya, baru sekitar 10% yang sudah direvitalisasi.

Advertisement

“Cagub/Cawagub jangan hanya memanfaaatkan pasar tradisional selama masa kampanye semata. Setelah menang lalu ditinggalkan,” katanya. Ngadiran mengatakan pedagang sebenarnya mau membantu revitalisasi pasar dengan menyewa kios baru, tapi dengan tarif wajar.

Selama ini, tarif kios di pasar yang sudah direvitalisasi bisa naik drastis dari yang sewajarnya. “Bayangkan, tarif dasar kios ukuran 1 meter x 2 meter di Jakarta sekitar Rp4 juta–Rp7 juta. Tapi setelah direvitalisasi, harganya bisa melonjak jadi Rp20 juta,” ujarnya.

Dia mengatakan pedagang pasar dalam kondisi terdesak saat ini karena harus bersaing dengan pasar modern. “Masyarakat sudah merasa tidak nyaman berbelanja di pasar tradisional yang uzur dan tak terawat,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif