News
Rabu, 18 Juli 2012 - 17:24 WIB

PILKADA DKI: Jokowi Berpeluang Besar Menang di Putaran II

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA – Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan kecenderungan masyarakat untuk berpindah pilihan pada putaran kedua pada Pilgub DKI Jakarta sangat kecil karena pemilih sudah terlanjur mengidolakan figur.
Advertisement

Dengan demikian, ujarnya, pemenang putaran pertama, pasangan Jokowi-Ahok, berpeluang besar untuk memenangkan kembali Pilkada DKI Jakarta. Siti pun mengemukakan berdasarkan hasil penelitian, sebagain besar calon yang menang pada babak pertama juga menang pada putaran kedua pemilihan. “Untuk Pilkada DKI, ini merupakan kebangkitan masyarakat sipil. Mereka melihat figur dan pilihan mereka tidak akan sirna, karena sudah terlanjur jatuh cinta, ujarnya, Rabu (18/7/2012).

Kendati peluang pasangan Jokowi-Ahok besar untuk memenangkan Pilgub DKI Jakarta, dia mengingatkan akan munculnya perang ideologi. Selain itu, ujarnya, tidak tertutup kemungkinan berkembangnya black campaign menjelang putaran kedua pemilihan umum kepala daerah tersebut.

Dia menilai masyarakat pemilih saat ini cukup cerdas untuk menyikapi berbagai manuver politik. Selain itu, masyarakat pemilih di Jakarta lebih melihat figur ketimbang parpol yang mengusung sang calon seperti yang terjadi pada Partai Golkar.

Advertisement

Meski didukung oleh Partai Demokrat, PAN, Hanura dan partai kecil lainnya, pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli tidak berhasil memenangkan Pilkada putaran pertama. Hal yang sama juga terjadi pada Partai Golkar yang mengusung Alex Noerdin.

Menurut Siti, kalau Jokowi menang maka harus benar-benar melewati putaran kedua yang bersih dari berbagai intrik. “Kalaupun Pak Jokowi harus menang saya ikut bangga. Tapi masyarakat harus memiliki peran penting untuk menentukan siapa yang bersih, tidak korup dan mampu memimpin DKI Jakarta nanti. Dan kalau itu ditempuh dengan melanggar UU saya tidak setuju,”katanya. Yang terpenting, menurut Siti, warga Jakarta ikut menentukan masa depan Jakarta. Mereka juga harus memastikan memilih pemimpin yang bersih dan transparan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif