News
Minggu, 30 September 2012 - 14:28 WIB

PILGUB DKI: Parpol Rugi, Masyarakat Untung

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA — Pelaksanaan Pilgub DKI Jakarta 2012 telah selesai digelar. Namun banyak evaluasi yang bisa dijadikan pelajaran. Salah satunya adalah peran parpol yang tak lagi dominan di masyarakat.

“Kenikmatannya bisa kita rasakan di demokrasi partisipatoris. Relatif memutuskan mata rantai demokrasi elitis, elitis menjadi rontok. Misalnya, virus senyum belum selesai dan dilakukan terus oleh seorang Foke, ini yang dimaksud mata rantai elitis berkurang,” kata pengamat politik LIPI, Siti Zuhro, di Bakoel Koffiee, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/9/2012).

Advertisement

Zuhro menyebutkan hal itu dalam acara diskusi Pembelajaran Pilkada DKI untuk Penataan Pilkada Nasional. Turut hadir dalam acara tersebut Ketua KPU DKI Dahlia Umar, Ketua KIPP Wahyudinata, dan Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center Arif Nur Alam.

Zuhro menambahkan runtuhnya rantai elitis dalam demokrasi partisipatoris akan memberikan kerugian untuk partai politik. Hal ini ditunjukkan pula pada birokrat di Jakarta yang mulai berpikir independen dalam memilih.

“Menurut saya kerugian besar untuk parpol dan keuntungan besar untuk masyarakat. Karena ketika masyarakat tidak menuruti lagi para tokoh elitis dan birokrasi yang diasumsikan pro, ternyata mereka juga berpikir ulang. Tapi yang jelas birokrasi sudah bisa berpikir jernih,” kata Zuhro.

Advertisement

Zuhro menyebut pilgub DKI Jakarta 2012 merupakan pembelajaran besar untuk warga DKI untuk terlibat mengawal pelaksanaannya. Masyarakat juga aktif berperan serta mengawal kinerja KPU DKI dan Panwaslu.

“Begitu diprovokasi dan diberi amanat, KPU dan Panwaslu langsung bekerja dan sudah bekerja luar biasa,” kata Zuhro.

Zuhro menyebutkan masyarakat DKI Jakarta merasakan demokrasi sesungguhnya dalam pilgub tersebut. Hal ini dinilai dari adanya kompetisi ide dan karakter dalam pilgub itu sendiri.

Advertisement

“Seperti apa kelebihan dan kekurangan figur-figur itu, ini sangat bagus lagi. Keingintahuan masyarakat tentang substansi visi misi program pasangan calon lebih banyak muncul, bukan isu murahan yang ternyata tidak laku,” ujar Zuhro.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif