SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Mukhtarul dan Sunardi misalnya. Dua orang ini merupakan penggemar Zainuddin MZ. Mereka mengaku menyempatkan waktu datang dari Solo, Jawa Tengah untuk mendoakan sang Dai.
“Sengaja dari Solo mau berziarah. Baru sempat pagi ini karena kemarin sangat ramai,” kata Mukhtarul pemakaman Zainudin MZ, yang terletak di halaman belakang masjid Masjid Jami Fajrul Islam, Jl Gandaria 1, Gang H Aom, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/7/2011).
Menurut Mukhtarul, Zainuddin MZ merupakan dai yang fenomenal. Ceramah-ceramah dai ini selalu mudah dicerna dan dapat diterima oleh semua golongan. “Aku mengoleksi semua kaset rekaman Zaenuddin,” kata Mukhtarul.
Selain dari luar kota, peziarah juga berdatangan dari dalam kota Jakarta. Dewi Mirwan misalnya. Ia datang bersama anak gadisnya dari Kebayoran, Jakarta Sealtan.
“Kalau saya dengan almarhum seperti saudara. Karena di era 70 hingga 80-an, setiap almarhum ceramah, suami saya jadi Qori-nya (pembaca Al Quran). Jadi hubungan kita juga cukup dekat,” kata Dewi.
Pantauan di lokasi, peziarah terus berdatangan silih berganti. Mereka menyambangi pusara Dai kondang yang masih berupa gundukan tanah dengan taburan bunga berbagai warna. Makam Zainuddin itu dipasangi tenda biru berukuran 2×2 meter. Beralas karpet hijau yang sudah tersedia, peziarah memanjatkan doa kepada Zainuddin MZ.
Sementara itu, kediaman almarhum yang tak jauh dari lokasi pemakaman juga masih kedatangan tamu. Sekitar puluhan kerabat almarhum berdatangan untuk menyampaikan duka cita.
(detik.com/tiw)
