SOLOPOS.COM - Anggota DPR Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) (Antara)
Solopos.com, JAKARTA – Kelompok sayap kanan Denmark, Patrioterne Gar Live membakar kitab Alquran sehingga memicu kecaman dari anggota DPR Nasyirul Falah Amru (Gus Falah).
Falah Amru yang juga Ketua Tanfiziah PBNU itu menegaskan perilaku Patrioterne Gar Live sama jahatnya dengan pelaku pembakaran Al-Qur’an di Swedia beberapa waktu lalu, Rasmus Paludan.
“Kelompok kanan di Denmark itu berupaya meraih tujuan politik tertentu dengan mengkapitalisasi sentimen ras, etnis, atau agama. Itulah politik identitas yang jahat,” kata Gus Falah dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Baik Patrioterne Gar Live maupun Rasmus Paludan, ujar dia, sama-sama pengusung politik identitas yang gemar meniupkan kebencian terhadap agama, bangsa, maupun ras tertentu.
Para pengusung politik identitas, lanjut Gus Falah, juga muncul di banyak negara di dunia ini.
Di beberapa negara seperti India, mereka bahkan bisa berkuasa dan melakukan diskriminasi terhadap kelompok minoritas.
“Pengusung politik identitas juga berkuasa di Israel, yang bernaung di Partai Likud. Mereka makin memberangus kedaulatan Palestina dengan berencana membangun lebih dari 1.000 rumah baru bagi warga Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur,” katanya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.
Gus Falah mengingatkan masyarakat Indonesia akan bahaya politik identitas ini.
Pasalnya, beberapa kelompok di negeri ini masih menggunakan politik identitas untuk mencapai tujuan mereka.
Bahkan, kata dia, ada partai politik peserta Pemilu 2024 yang secara terang-terangan mengusung politik identitas.
Ia menyatakan semua pihak harus mewaspadai kelompok semacam itu karena politik identitas membahayakan persatuan nasional.