News
Rabu, 10 Agustus 2011 - 12:33 WIB

Petani Gondang protes pembangunan saluran air

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Solopos.com)–Belasan petani di wilayah Kecamatan Gondang, Sragen mendatangi Sekretariat Forum Peduli Warga Gondang (FPWG), Rabu (10/8/2011).

Mereka mengadukan nasib terkait tanaman padi yang kekurangan pasokan air. Sekitar 25 hektare tanaman padi terancam mati kekurangan air sebagai dampak pembangunan saluran air.

Advertisement

Kedatangan mereka diterima Ketua FPWG Sragen, Sumardi. Mereka meminta FPWG memfasilitasi para petani agar aliran air saluran itu dibuka kembali agar tanaman padi mereka bisa mendapatkan pasokan air.

Perwakilan petani, Sutejo, 30, dalam kesempatan itu menerangkan sejak adanya proyek pembangunan saluran itu pasokan air ke sawah petani terhenti. Dia menerangkan proyek itu dimulai sejak awal puasa lalu dan sampai sekarang saluran itu dimatikan.

“Sebelumnya tidak ada sosialisasi tentang proyek saluran air itu. Petani kebingungan sekarang. Kami hanya mengandalkan saluran air itu untuk memasok tanaman padi. Kalau tidak segera dapat air dalam jangka waktu maksimal lima hari ke depan, tanaman padi kami sudah dipastikan mati. Kami sengaja mengadukan nasib kami ke FPWG. Kalau tidak bisa memberi solusi, ya kami akan meminta solusi kepada Bupati,” tegas Sutejo.

Advertisement

Sumardi menanggapi pengaduan para petani itu. Dia mencoba berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Unit Pelaksana Teknis (UPT) DPU Kecamatan Gondang dan Camat Gondang. “Kepala DPU saat saya hubungi masih ada rapat di DPRD. Kepala UPT DPU Gondang akan datang sendiri menyelesaikan persoalan itu. Sedangkan Camat Gondang juga tak bisa membantu,” ujarnya.

Dia menyatakan akan berupaya semaksimal mungkin untuk memperjuangkan nasib petani. Dia berharap nasib petani tidak lagi terulang saat wereng menyerang tanaman padi mereka. “Ya, mudah-mudahan masalahnya bisa selesai, yakni hanya minta air di saluran itu dihidupkan saat pekerjaan proyek istirahat. Entah di malam hari atau waktu lainnya. Petani hanya ingin mendapatkan pasokan air untuk tanamannya,” tuturnya.

(trh)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif