News
Kamis, 20 Maret 2014 - 13:56 WIB

PESAWAT MALAYSIA AIRLINES HILANG : Benda 24 Meter Mengapung di Samudera Hindia, Diduga Pecahan MH370

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rute Malaysia Airlines sebelum hilang dan hingga kini menjadi misteri. (Istimewa/New York Times/Liputan6)

Solopos.com, KUALA LUMPUR — Otoritas Australia menemukan dua objek di selatan Samudera Hindia yang diduga merupakan bagian dari pesawat Malaysia Airlines MH370. Menurut GM Respons Darurat Australian Maritime Safety Authority, John Young, objek ini berukuran cukup besar. Yang paling  besar panjangnya mencapai 24 meter.

“Ada kemungkinan objek itu mengapung dan naik turun dalam air,” kata John Young seperti dikutip dari CNN. “Jika pecahan pesawat itu berukuran besar, mungkin itu bagian ekor.”

Advertisement

Meski masih diliputi keraguan, objek yang terekam satelit dan diperiksa Australian Geospatial-Intelligence Organisation itu tetap menguatkan dugaan sebelumnya. Lokasi objek berada di area yang diduga kuat menjadi jalur MH370 yang menuju Samudera Hindia.

Young mengungkapkan bisa saja objek itu bukan pecahan pesawat. Ada banyak puing atau serpihan lain yang mengapung di perairan tersebut. Namun Young juga mengatakan temuan ini menjadi petunjuk terbaik yang dimiliki tim pencari saat ini. “Kami perlu mendapatkannya, melihatnya, dan memeriksa untuk mengetahui apakah serpihan itu benar-benar berharga atau tidak.”

Maklum saja, jarak pandang di atas Samudera Hindia saat ini sangat pendek. “Cuaca sedang tidak mendukung untuk upaya kami,” katanya.

Advertisement

Temuan itu meningkatkan harapan ditemukannya bagian-bagian pesawat setelah pencarian besar yang telah memakan waktu hampir dua pekan. Memang belum ada kepastian apakah objek itu benar-benar pecahan pesawat MH370. Apalagi penemuan objek seperti ini sudah pernah muncul beberapa waktu lalu saat satelit China menunjukkan citra yang diduga pecahan pesawat di selatan perairan Vietnam.

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, telah mengumumkan hal ini kepada parlemen Australia di Canberra. Sebelumnya, negara itu telah mengirim pesawat ke Samudra Hindia.

“Di sana ada banyak petunjuk yang salah dan perubahan dalam pencarian,” kata analis penerbangan dan mantan pejabat Departemen Transportasi AS, Mary Schiavo, kepada CNN, Kamis (20/3/2014).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif