News
Jumat, 3 Juli 2015 - 23:30 WIB

PESAWAT HERCULES JATUH : Suku Cadang Hercules Diduga Habis, DPR Minta Investigasi Forensik

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota TNI membawa peti jenazah anggota TNI yang menjadi korban kecelakaan pesawat Hercules C-130 di Medan turun dari pesawat untuk dilakukan upacara pelepasan jenazah secara militer di Lanud Adisutjipto, Berbah, Sleman, Kamis (2/7). Sebanyak 7 peti jenazah tersebut selanjutnya diantar ke rumah duka masing-masing korban yakni di wilayah Yogyakarta dan Boyolali. (Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Pesawat Hercules jatuh diduga karena sudah uzur. Namun muncul pula dugaan suku cadang pesawat itu sudah tidak ada.

Solopos.com, JAKARTA — Komisi I DPR meminta pemerintah segera melakukan investigasi forensik terhadap pesawat milik TNI AU jenis Hercules C-130 yang mengalami kecelakaan di Medan, Sumatra Utara, agar penyebab kecelakaan segera diketahui.

Advertisement

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP, Effendi Simbolon, mengatakan hanya melalui investigasi forensik, pemerintah bisa penyebab kecelakaan pesawat angut militer yang diketahui juga mengangkut warga sipil itu. “Saat ini, dugaan hanya mengarah kepada faktor usia pesawat militer tersebut. pesawat Hercules itu produksi Lockheed, AS, pada 1964,” katanya dalam diskusi di Kompleks Gedung Parlemen, Jumat (3/7/2015).

Karena pesawat itu dinilai uzur, muncul kemungkinan penggantian suku cadang dengan yang tidak semestinya. “Suku cadangnya juga sudah tidak ada sehingga dikhawatirkan perawatannya dilakukan dengan cara kanibal dengan sparepart yang belum tentu kompatibel.”

Belum lagi, paparnya, TNI juga kekurangan dana untuk melakukan perawatan sejumlah alat utama sistem pertahanan di Tanah Air. “Anggaran mereka masih minim sehingga sangat sulit melakukan perawatan.”

Advertisement

Hal seada diungkap oleh pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. “Tragedi jatuhnya pesawat angkut militer tersebut perlu diinvestigasi lebih dalam oleh pemerintah,” katanya seperti dikutip dalam situs resmi dpr.go.id.

Dengan jatuhnya pesawat itu, jelasnya, jangan lantas dijadikan alasan untuk melaukan modernisasi terhadap alutista. “Saya melihat ketika pesawat jatuh, kita terpaku pada modernisasi pesawat tua. Itu tidak tepat. Kita tahu ada kelebihan overweight, pasti ada kebijakan, harus menyentuh sumber daya manusia dan punishment, disiplin militer, dan sejauh mana pengaturan pengelolaan alusista ini,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif