News
Selasa, 30 Desember 2014 - 02:30 WIB

PESAWAT AIRASIA HILANG : Saham Airasia Jeblok di Malaysia, Terburuk Sejak 2011

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - CEO Airasia Group Tony Fernandes (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Pesawat Airasia hilang membuat saham Airasia jeblok, terburuk sejak 2011 silam.

Solopos.com, SOLO – Hilangnya pesawat Airasia rute Surabaya-Singapura, Minggu (28/12/2014), berdampak langsung pada harga saham Airasia. Maskapai penerbangan bertarif rendah terbesar di Asia Tenggara itu anjlok di pasar saham Kuala Lumpur, Malaysia.

Advertisement

Menyusul hilangnya pesawat Airasia, para analis mengatakan dampak pada sektor maskapai tarif murah akan terbatas karena popularitasnya di mata konsumen. Saham perusahaan merosot 12% menjadi 2,60 ringgit pada pembukaan sesi, tetapi pulih sedikit menjadi berada di 2,69 ringgit, masih turun 8,50% pada penutupan.

Dilansir Antara, Senin (29/12/2014), angka tersebut merupakan penurunan terbesar Airasia sejak 2011. Sekitar 102 juta saham Airasia diperdagangkan, membuatnya sahamnya paling aktif di bursa. Seorang pialang lokal mengatakan kepada AFP yang dikutip Antara, para investor terus menjual saham Airasia seusai salah satu pesawat maskapai penerbangan itu hilang kontak. Namun, tekanan jual tampaknya berkurang karena mereka mencerna fakta bahwa pesawat yang hilang milik unit usaha perusahaan Malaysia itu berada di Indonesia.

Shukor Yusof, pendiri perusahaan riset penerbangan Endau Analytics, mengatakan investor dan kreditur akan tetap kuat di belakang Airasia dan Chief Executive Officer (CEO) Tony Fernandes yang mengubah maskapai itu menjadi maskapai penerbangan bertarif rendah paling sukses di Asia.

Advertisement

“Reaksi pasar sangat alamiah. Saya tidak terkejut. Saya kira kepercayaan investor akan kembali dengan cepat karena maskapai ini memiliki model bisnis yang kuat,” ujar Shukor Yusof. Shukor juga mengatakan insiden tersebut tidak akan mengurangi antusiasme publik untuk bepergian dengan Airasia.

Dilansir Bisnis.com, dalam pencarian terakhir, helikopter TNI Angkatan Udara (AU) jenis Super Puma SA 332 mendeteksi adanya tumpahan minyak pada radial 090 derajat berjarak 105 mil sebelah timur Pulau Belitung. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (AU), Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan tumpahan minyak tersebut menjadi fokus pencarian tim pada saat ini.

Belum bisa dipastikan apakah minyak yang berhasil ditemukan adalah tumbahan avtur pesawat Airasia yang hilang. Hadi menambahkan tumpahan minyak bisa juga berasal dari kapal pengangkut minyak yang melewati Selat Karimata.

Advertisement

Sebelumnya TNI AU, juga telah menerima laporan sinyal ELT dari pesawat Orion Australia pada radial 227 derajat berjarak 108 mile barat daya Pangkalanbun namun tidak ditemukan apa pun di sana. Basarnas juga melaporkan ada sinyal lemah ELT di radial 294 derajat berjarak 25 mile sebelah barat Pulau Belitung. Namun, pesawat milik TNI AU juga tidak menemukan apa-apa terkait hilangnya pesawat Airasia di lokasi tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif