News
Senin, 29 Desember 2014 - 10:40 WIB

PESAWAT AIRASIA HILANG : Kapten Irianto Mantan Penerbang Tempur

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Captain Irianto saat melangsungkan resepsi pernikahan ketika dirinya masih berpangkat Letnan Dua TNI AU (JIBI/Harian Jogja/dok.Keluarga Kapten Irianto)

Pesawat AirAsia Hilang, pilot Air Bush, QZ 8501, Kapten Irianto merupakan mantan penerbang tempur.

Harianjogja.com, SLEMAN-Pilot pesawat AirAsia dulunya merupakan penerbang tempur untuk militer. Bagaimana sosoknya di dunia penerbangan? Mengapa ia menanggalkan statusnya sebagai penerbang tempur dan beralih ke komersial?

Advertisement

Ikatan Dinas Pendek (IDP) TNI AU tahun 1983 adalah tonggak sejarah awal mengenal penerbangan bagi pilot pesawat nahas QZ 8501 Air Asia, Captain Irianto. Ia tercatat sebagai siswa Sekbang TNI AU Angkatan 30 melalui IDP di Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto. Saat itu ia satu-satunya lulusan IDP yang lolos tugas di Satuan Tempur TNI AU. Bagi para pejabat militer di lingkungan TNI AU, Captain Irianto memang bukan orang asing. Dialah salahsatu flight leader pesawat tempur F-5 Tiger yang menjadi jagoan udara di era 1980-an. Irianto-lah yang mengajari Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Yadi I. Sutanandika untuk menerbangkan pesawat tempur.

“Kami satu satuan, bahkan beliau sebagai senior yang membimbing dan mengarahkan saya untuk bisa menerbangkan F-5 [pesawat tempur]. Pokoknya selalu memberi support harus bisa terbang dengan F-5. Beliau sering member contoh manuver dan bersama satu flight,” ungkap Danlanud Adisutjipto kepada Harianjogja.com, Minggu (28/12/12) petang.

Saat itu keduanya sama-sama bertugas di home base pesawat F-5 Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi Madiun pada kurun waktu 1988 – 1989. Kebersamaan Yadi dan Irianto sempat terputus. Ketika Irianto kembali dipercaya TNI AU untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Instruktur Penerbang (SIP) Lanud Adisutjipto. Hingga kemudian Irianto lulus dan mendapatkan brevet Jupiter 234 atau lebih senior dari dirinya yang merupakan Jupiter 275. Tetapi keduanya kembali bertemu saat sama-sama menerbangkan pesawat tempur Hawk MK 50. Keduanya masih sempat melakukan tugas operasional bersama pada 1992.

Advertisement

“Mas Ir [Captain Irianto] itu kalau di militer ada sekitar 2.500 jam terbang, bersama F-5 lebih dari 1000 jam terbang. Operasi dimana-mana, seluruh Indonesia. Jadi saya tidak meragukan lagi kemampuan terbang beliau,” ujarnya.

Tetapi sayang kebersamaan Irianto di TNI tersudahi. Karena saat itu lulusan IDP hanya bertugas dinas 10 tahun. Selain itu rata-rata pangkat terakhir hanya mencapai Kapten TNI. Sehingga banyak penerbang militer angkatan Irianto yang banting stir menjadi pembesut pesawat komersial. Captain Irianto pensiun dini saat masih berpangkat Letnan Satu.

“Sekitar 1994 beliau berhenti, kemudian pindah ke Simpati, Mandala dan lain-lain waktu itu. Komunikasi jalan terus sampai sekarang,” ujar pria yang sempat berkomunikasi dengan Irianto dua pekan yang lalu melalui facebook ini.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif