News
Sabtu, 18 Februari 2023 - 10:17 WIB

Perundungan Masih Intai Anak-Anak SD di Solo

Dhima Wahyu Sejati  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban perundungan. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Solo, Iptu Sri Heni Sofianti, mengaku sering mendapat aduan perundungan anak terutama di sekolah dasar atau SD di Kota Solo.

“Kami juga pernah menangani kasus itu, hanya gara-gara terkunci di WC, kemudian dia tidak terima pulang-pulang keluar itu ditonjok temannya, kemudian ada bullying bentuk tubuh,” kata Heni kepada Solopos.com, selepas acara sosialisasi di SDII Al-Abidin Solo, Jumat (17/2/2023).

Advertisement

Dia mengatakan seharusnya sesama siswa di sekolah bisa saling mengerti bahwa mereka adalah satu keluarga. “Anak-anak dari SD ini memang rawan, karena mereka itu, mohon maaf, [kebiasaan memegang] HP yang bikin anak-anak [melakukan perundungan],” ujarnya.

Heni berpendapat penggunaan gawai pintar setidaknya selama dua tahun terakhir ketika pembelajaran masih daring, membuat akses anak terhadap tontonan di internet tidak bisa dikontrol. “Sekarang dia kan tinggal browsing buka mau cara film atau apa aja bisa, orang tua kan tidak bisa mengontrol, sekolah juga begitu. Makanya saya sampaikan ke bapak ibu guru, kalau memang butuh untuk pembelajaran silahkan, tapi kalau tidak berikan kesempatan buat anak-anak untuk tidak pegang HP,” terangnya.

Dia mengatakan bisa jadi anak-anak terpengaruh tontonan tidak baik dan berujung pada perilaku perundungan terhadap sesama teman di sekolah. “Dia melihat dan akan mencontoh, akhirnya praktik. Anak-anak kan selalu begitu, pikirannya belum bisa seperti orang dewasa, memilah mana yang baik dan mana yang tidak,” katanya. 

Advertisement

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SDII Al-Abidin Solo, Nurfira Widyastuti, mengakui siswa di SD berpotensi melakukan perundungan baik itu yang berat maupun ringan. “Kalau kita katakan bullying tidak ada kan tidak mungkin ya, kita tidak akan pernah tahu, karena memang anak-anak bermain tidak hanya dengan yang di sini [SDII Al-Abidin Solo], di luar mungkin ketemu sama yang lain,” katanya.

Sejauh ini, kata Nurfira, SDII Al-Abidin Solo sudah mengantisipasi dengan melakukan edukasi dan memberi pemahaman melalui sekolah adab. “Jadi anak-anak itu kan masih usia-usia emas jadi masih mudah untuk dibentuk [melalui sekolah adab],” ujarnya.

Dia berpendapat jika anak sudah memiliki prinsip yang kuat dan perilaku yang beradab maka anak-anak diharapkan tidak menjadi pelaku perundungan. “Kita selalu terkankan itu ke anak-anak,” tutupnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif