News
Jumat, 2 Oktober 2015 - 04:20 WIB

PERTUMBUHAN EKONOMI : Beras Picu Inflasi September

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Pertumbuhan ekonomi pada September 2015 dipengaruhi komiditi beras.

Harianjogja.com, BANTUL—Komoditas beras memicu terjadinya inflasi di Jogja. Selama September 2015, Jogja mengalami inflasi sebesar 0,04%.

Advertisement

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto mengungkapkan, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi. Beras merupakan komoditas yang menyumbang inflasi terbesar. Beras mengalami kenaikan 2,83% dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,1.

“Selain itu, ada beberapa komoditas lain yang juga menyumbang inflasi,” ujar dia Kantor BPS

Ia menjelaskan, beberapa komoditas lain yang menyumbang inflasi yakni kontrak rumah naik 1,98% dengan memberikan andil sebesar 0,06%, daging sapi naik 4,19% dengan memberikan andil sebesar 0,04%, emas perhiasan dan wortel naik 4,02% dan 23,23% dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,03%; mobil, pasir, laptop atau notebook, brokoli, dan tempe, masing-masing memberikan andil sebesar 0,02% .

Advertisement

Dokter umum, tahu mentah, sewa rumah, sekolah menengah pertama, daun singkong, buncis, genteng, roti manis, ikan keranjang, bawang putih, pepaya, seng, sepatu wanita, sabun mandi, sepeda, sandal kulit, kembang kol, pemeliharaan/service, bubur, dan akademi/perguruan tinggi masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 %.

“Sebaliknya, ada komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi,” ujar dia.

Ia menyebutkan, angkutan udara dan daging ayam ras turun 8,22% dan 11,94% dengan memberikan andil masing-masing sebesar -0,14%. Telur ayam ras menahan inflasi sebesar -0,04%, bensin memberikan andil sebesar -0,03%, bahan bakar rumah tangga, sekolah menengah atas, tarif listrik, minyak goreng, dan daun melinjo turun masing-masing memberikan andil sebesar -0,02%. Sementara, cabai merah, besi beton, cabai rawit, apel, udang basah, gula pasir, wafer, bawang merah, bayam, petai, dan pir masing-masing memberikan andil sebesar -0,01%.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif