News
Rabu, 23 September 2020 - 07:20 WIB

Pertontonkan Orang Telanjang di Depan Anak-anak, Acara TV Ini Tuai Kontroversi

Indah Pranataning Tyas  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Acara danish TV menampilkan orang dewasa telanjang. (New York Times)

Solopos.com, KOPENHAGEN — Program acara di TV Denmark menjadi kontroversi karena menampilkan orang dewasa telanjang di depan anak-anak secara langsung. Program ini merupakan serial televisi milik Danish TV yang bertajuk Ultra Strip Down. Acara TV ini dipandu oleh presenter Jannick Schow dan direkam di sebuah studio di Kopehagen.

Kejam! Suami Robek Perut Istri Demi Lihat Jenis Kelamin Bayi

Advertisement

Dilansir New York Times, Selasa (22/9/2020), produser acara tersebut mengatakan bahwa program ini dimaksudkan sebagai pendidikan untuk melawan penghinaan terhadap tubuh. Acara ini juga bermaksud mendorong anak-anak untuk menghargai tubuh mereka.

Ultra Strip Down dalam episode terbarunya mengambil tema seputar kulit dan rambut. Pada episode tersebut, acara ini menampilkan lima relawan orang dewasa yang memiliki tubuh yang berbeda. Mereka diminta melepaskan mantel handuk dan telanjang di depan anak-anak sekolah.

Advertisement

Ultra Strip Down dalam episode terbarunya mengambil tema seputar kulit dan rambut. Pada episode tersebut, acara ini menampilkan lima relawan orang dewasa yang memiliki tubuh yang berbeda. Mereka diminta melepaskan mantel handuk dan telanjang di depan anak-anak sekolah.

Anak-anak itu berusia sekitar 11 hingga 13 tahun. Mereka yang datang pada acara itu juga diizinkan mengajukan pertanyaan tentang tubuh orang dewasa, dalam upaya promosi body positivity.

Sopir Bus Tikam Payudara Istri Gara-Gara Halusinasi Selingkuh

Advertisement

Telanjang di Acara TV

Salah satu relawan bernama Martin menjawab bahwa dirinya tidak pernah memiliki pikiran negatif tentang bagian tubuhnya. Relawan lainnya juga mengaku ketika dirinya masih kecil ia sempat mengkhawatirkan ukuran tubuhnya. Tapi ia menjelaskan kekhawatiran itu telah berubah seiring waktu.

Namun setelah klip ini viral di Facebook dan Twitter, program yang sangat populer di Denmark ini menuai kontroversi. Banyak netizen dan youtuber yang tidak setuju dengan cara mereka menyampaikan kampanye body positivity dengan tubuh telanjang.

Acara yang sudah memenangkan penghargaan program anak-anak terbaik di Festival TV Denmark untuk season pertamanya itu, ternyata belum sepenuhnya diterima di Denmark.

Advertisement

Dikunjungi Saudara dari Surabaya, Nenek-Nenek di Madiun Terkonfirmasi Positif Covid-19

Bahkan seorang legislator terkemuka dari anggota sayap kanan Partai Rakyat Denmark, Peter Skaarup, mengatakan program acara Ultra Strips Down ini merusak anak-anak.

Kepada Tabloid Denmark BT, ia menjelaskan bahwa anak-anak tersebut terlalu dini untuk belajar tentang alat kelamin pria dan wanita. Menurutnya anak-anak pada usia itu memiliki banyak hal yang berkeliaran di kepala mereka.

Advertisement

“Mereka harus mempelajari pada waktu yang tepat, dan cara penyampaian hal tersebut (body positivity), tidak disampaikan dengan cara yang vulgar seperti yang dilakukan oleh saluran tv itu,” katanya.

Kontroversi Telanjang di TV

Setelah kontroversi itu, Jannick Schow, sang presenter memberikan penjelasan kepada New York Times. Ia mengatakan bahwa program tersebut tidak ada hubungannya dengan seks, ini tentang memperkenalkan tubuh secara alami.

Tambah 5 Lagi Pasien Suspek Naik Kelas, Kumulatif Positif Covid-19 Solo Jadi 609 Orang

“Sembilan puluh persen tubuh yang Anda lihat di media sosial itu sempurna. Tetapi 90 persen dunia tidak terlihat seperti itu,” ungkap presenter berusia 29 tahun tersebut.

“Kami memiliki lemak ekstra, rambut, atau jerawat. Kami ingin menunjukkan kepada anak-anak sejak usia dini bahwa ini baik-baik saja,” tambahnya.

Produser acara tersebut juga bersikeras bahwa keselamatan anak-anak adalah prioritas. Mereka juga sering menanyakan apakah anak-anak tersebut nyaman untuk melanjutkan acara itu.

Menurut keterangan Jannick, produser acara ini juga mempersilakan mereka yang tidak ambil bagian untuk duduk di tempat selain studio bersama guru mereka. Tapi menurut Jannick, mereka memiliki penonton lebih dari 250 anak dan hal ini tidak pernah terjadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif