News
Selasa, 25 Agustus 2015 - 03:10 WIB

PERLAMBATAN EKONOMI : Rupiah Rp14.000/US$, Jokowi: Pelemahan Rupiah di Luar Kebiasaan

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Perlambatan ekonomi ditanggapi Jokowi melalui akun Twitter.

Solopos.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo berkicau lewat aku Twitter @jokowi menyikapi keadaan nilai tukar rupiah yang anjlok terhadap dolar AS yang kini sudah menembus Rp14.000 per US$1.

Advertisement

Berikut ini kicauan Presiden Jokowi lewat akun @jokowi, Selasa (25/8/2015); “Pelemahan Rupiah sudah diluar kebiasaan. Kemarin saya ajak dunia usaha bersama pemerintah lakukan terobosan –Jkw.”

“Ayo bahu membahu atasi pelemahan rupiah dengan cara beli produk lokal –Jkw,” lanjutnya lagi

Advertisement

“Ayo bahu membahu atasi pelemahan rupiah dengan cara beli produk lokal –Jkw,” lanjutnya lagi

Nilai tukar Rp terhadap dolar AS sejak kemarin, (24/8/2015), sudah menembus batas psikologi baru yakni Rp14.000 per US$1. Indeks harga saham gabungan (IHSG) juga merosot tajam selama beberapa bulan terakhir meski hari ini sedikit menguat.

Kondisi perekonomian Indonesia yang ditandai dengan melemahnya nilai tukar rupiah dan IHSG juga mendapatkan perhatian dari Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan menteri di beberapa kabinet, Yusril Ihza Mahendra.

Advertisement

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan semua pihak harus memiliki tekad dan kemauan yang sama untuk memperbaiki perekonomian nasional. Pelaku usaha juga harus mampu merespons dengan cepat kondisi perekonomian global agar tidak berdampak kepada perekonomian nasional.

“Saya tidak ingin menjelaskan situasi ekonomi yang akan kita hadapi, tetapi dalam kondisi seperti ini, kita harus memiliki tekad, bahasa yang yang satu, dan punya respons cepat, sehingga problem yang ada segera teratasi,” katanya di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (24/8/2015).

Kumpulkan Pengusaha

Advertisement

Dalam pertemuan tersebut, hadir pimpinan Indofood, Lippo Group, Gudang Garam, PGN, Corpindo, MNC Investama, Vale Indonesia, Astra Argo, Indo Tambang Raya, Kalbe Farma, Adaro Energy, United Tractor, indocement Tunggal, dan Unilever.

Presiden Jokowi menuturkan pemerintah saat ini sedang berupaya meningkatkan belanja modal untuk menggerakkan perekonomian nasional. Dirinya pun telah memberikan arahan kepada kepala daerah, kepala kepolisiaan dan kejaksaan di daerah, agar dapat meningkatkan penyerapan anggaran.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan semua pihak harus sepakat terhadap upaya untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur sebagai tujuan utama berbangsa. Untuk itu, diperlukan perekonomian yang baik, agar pemerintah dapat merealisasikan tujuan tersebut.

Advertisement

Menurutnya, perekonomian yang baik harus ditopang oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), badan usaha milik negara (BUMN), dan investasi swasta.

“Kalau belanja pemerintah melalui APBN dan APBD baik, belanja BUMN baik, investasi swasta nasional dan asing bisa bergerak, maka itu akan memberikan pertumbuhan pada perekonomian nasional,” ujarnya.

Presiden juga menyampaikan salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah rendahnya serapan APBN, APBD, dan belanja BUMN. Hingga kini, serapan belanja modal dari APBN baru mencapai 20% dari yang telah dianggarkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif