News
Kamis, 22 Oktober 2015 - 14:30 WIB

PERLAMBATAN EKONOMI : Paket Ekonomi V Soal Revaluasi Aset BUMN, Rizal Ramli: Itu Ide Lama Saya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rizal Ramli (JIBI/Solopos/Dok)

Perlambatan ekonomi belum berakhir. Jurus terkini pemerintah, paket kebijakan ekonomi V, memuat revaluasi aset BUMN.

Solopos.com, JAKARTA — Paket Kebijakan Ekonomi tahap V yang direncanakan akan diumumkan hari ini, Kamis (22/10/2015) pukul 17.00 WIB, mencakup aturan tentang revaluasi aset BUMN.

Advertisement

Seusai menandatangani nota kesepahaman dengan delegasi Denmark, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli menuturkan paket kebijakan ekonomi V berisi ide lama yang pernah dia tempuh saat menjabat Menteri Koordinator bidang Perekonomian pada kepemimpinan Presiden RI Ke-4 Abdurahman Wahid.

“Itu ide lama yang pernah saya lakukan, revaluasi aset,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (22/10/2015).

Rizal Ramli menuturkan pada 2000 lalu PLN diminta untuk melakukan revaluasi aset. Saat itu, BUMN kelistrikan itu nyaris bangkrut lantaran modal perusahaan tercatat minus Rp9 triliun dan aset sebesar Rp50 triliun.

Advertisement

“Mereka [PLN] minta uang dari negara, saya enggak mau. Saya minta laporan revaluasi aset, sehingga asetnya naik dari Rp50 triliun ke Rp200 triliun lebih. Kemudian sebagian saya masukan modal, dari minus Rp9 triliun, jadi Rp104 triliun,” tuturnya.

Menurut Rizal Ramli, langkah revaluasi aset tersebut merupakan terobosan. Pasalnya, dalam sejarah BUMN, belum pernah sebuah perusahan pelat merah diselamatkan tanpa suntikan uang negara.

Selain menyelamatkan BUMN dari kebangkrutan, lanjut Rizal, revaluasi aset juga berpotensi menambah penerimaan pajak dari selisih revaluasi. “BUMN harus bayar pajak 30% dari selisih revaluasi. Artinya, 30% dari Rp150 triliun, itu Rp50 triliun. Sehingga walaupun dicicil dalam 7 tahun, negara punya sumber penerimaan pajak baru di luar yang biasa,” imbuhnya.

Advertisement

Rizal Ramli menambahkan terobosan-terobosan tersebut perlu dilakukan dalam jumlah besar supaya ekonomi Indonesia bisa lebih cepat bangkit. “Tidak bisa dengan cara-cara tradisional,” pungkasnya.

Dalam rapat koordinasi dengan jajaran direktur BUMN, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung masalah revaluasi aset untuk membuat perusahaan plat merah di Tanah Air menjadi besar, lincah, dan kuat. “Saya ingin agar BUMN-BUMN kita menjadi besar entah lewat revaluasi aset dan lain-lain, itu saya kira urusan menteri,” pungkasnya.

Jokowi tidak ingin BUMN yang neraca keuangannya minus atau mencatat rugi terus-menerus disuntik oleh negara, namun tidak menghasilkan berkontribusi besar bagi pembangunan nasional.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif