News
Senin, 11 Maret 2013 - 14:14 WIB

Perlambatan Ekonomi Negara Maju Tingkatkan Persaingan Negara Asia

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA–Perlambatan ekonomi negara maju diperkirakan  meningkatkan persaingan antar negara-negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Advertisement

Bambang Prijambodo, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembiayaan Pembangunan Kementrian PPN/Bappenas, mengatakan pemulihan ekonomi global yang diperkirakan melambat, akan  membuat penetrasi pasar dari negara-negara Asia yang berorientasi ekspor, semakin sulit.

Beberapa negara maju yang menjadi tujuan utama ekspor Asia, antara lain Amerika Serikat, Jepang, China dan Uni Eropa pada 2013 diperkirakan mengalami perlambatan ekonomi seiring kebijakan pengetatan fiskal di negara tersebut.

Advertisement

Beberapa negara maju yang menjadi tujuan utama ekspor Asia, antara lain Amerika Serikat, Jepang, China dan Uni Eropa pada 2013 diperkirakan mengalami perlambatan ekonomi seiring kebijakan pengetatan fiskal di negara tersebut.

Pemerintah AS bahkan telah melakukan pemangkasan anggaran belanja, sementara China bahkan mempertahankan proyeksi laju pertumbuhan ekonominya sebesar 7,5% atau lebih rendah dari pertumbuhan 2012 sebesar 7,8%.

Pemulihan perekonomian di Uni Eropa juga diperkirakan melambat, menyusul terjadinya resesi pengetatan anggaran untuk mengatasi beban utang yang sangat besar.

Advertisement

“Dengan pemulihan ekonomi global yg lambat ini, perlu ditempuh beberapa langkah strategis agar tetap menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri,” kata Bambang kepada Bisnis, Senin (11/3/2013).

Langkah strategis yang dimaksud adalah penguatan ekonomi domestik yang diarahkan pada peningkatan investasi, termasuk investasi pemerintah dan BUMN.

Penguatan daya beli masyarakat, serta peningkatan efektivitas dan penyerapan belanja negara.

Advertisement

Selain itu, peningkatkan daya saing ekspor Indonesia secara maksimal, disamping penanganan masalah logistik, dan infrastruktur.

Pengendalian impor dengan lebih mengarah pada kegiatan yg produktif juga diprioritaskan ditengah pemulihan ekonomi global dan peningkatan persaingan antar negara Asia.

Secara keseluruhan, kata Bambang, permintaan eksternal tahun ini lebih baik dari 2012, meski tidak terlalu kuat. Diperkirakan ekspor tahun ini tumbuh 5-10%, lebih rendah dari tahun 2010 dan 2011 yg tumbuh masing-masing 35% dan 29%.

Advertisement

“Di sini stabilitas ekonomi sangat penting. Ketidakstabilan ekonomi berpengaruh besar terhadap confidence yang pada gilirannya akan berpengaruh pada permintaan domestik,” papar Bambang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif