News
Kamis, 27 Agustus 2015 - 15:30 WIB

PERLAMBATAN EKONOMI : Lagi, BI Pangkas Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Perlambatan ekonomi Indonesia masih membayangi hingga akhir tahun. BI kembali merevisi target pertumbuhan ekonomi.

Solopos.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 ini berada di kisaran 4,9% – 5,1%. Sebelumnya, bank sentral juga mengkoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,4% – 5,8% menjadi 5,0% – 5,2%.

Advertisement

Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini diperkirakan berada di kisaran 4,9% dengan catatan kinerja belanja pemerintah dan investasi lebih baik di semester II/2015.

“Secara fundamental, ekonomi indonesia membaik walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun pada kuartal I/2015 sebesar 4,7% dan di kuartal II/2015 mencapai 4,6%,” ujarnya di Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Bank Indonesia memprediksi defisit transaksi berjalan akan menyusut hingga US$18 miliar atau setara 2%-2,1% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dibanding akhir tahun lalu senilai US$27 miliar atau 3,2% PDB.

Advertisement

Agus juga optimistis hingga akhir tahun ini sasaran target inflasi nasional yang 4 plus minus 1 ini dapat dicapai. Pasalnya, pada 2013 dan 2014, inflasi nasional berada di kisaran 8,3% hingga 8,4%.

“Tahun ini kami yakin akan menuju sasaran 4% +/- 1. Insya Allah ke depan karena subsidi premium diangkat yang namanya inflasi akan kami jaga di bawah 5%. Itu konsisten dengan negara ASEAN yang selama ini sudah di bawah 5%,” ucapnya.

Target pertumbuhan ekonomi yang berada di rentang 4,9% hingga 5,1% tersebut tercapai apabila pemerintah fokus pada pencairan anggaran. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan adanya pemerintahan baru yang harus merevisi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2014.

Advertisement

Pengaturan nomenklatur dan organisasi pemerintah yang baru tersebutlah membutuhkan waktu untuk penyesuaian. “Tapi kalau sama-sama diperhatikan, APBN-P 2015 yang diselesaikan selama 3 bulan banyak yang baik yang kita lihat. Pertama, keputusan menghilangkan subsidi BBM dan dialihkan langsung ke masyarakat miskin,” kata Agus.

Dia menyambut positif anggaran APBN-P 2015, pemerintah telah menambah anggaran bantuan ke desa kurang lebih senilai Rp20 triliun. “Jadi format APBN baik, tapi implementasi pencairan rupanya perlu waktu. Pemerintah cukup fokus mencairkan anggaran. Kalau ini konsisten di semester II/2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa membaik,” tuturnya.

Agus berharap pemerintah dapat melakukan penyerapan anggaran yang lebih tinggi dan pembangunan infrastruktur pada semester II/2015. Pasalnya, dengan adanya percepatan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia maka akan menciptakan kepastian dunia usaha.

“Kita harapkan pertumbuhan ekonomi akan baik di semester II/2015 dan ancang-ancang di 2016 agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan lebih baik,” ucap Agus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif