News
Rabu, 9 November 2022 - 10:30 WIB

Perkuat Dakwah Berkemajuan, Aisyiyah Siap Tampung Kader Muda

Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekretaris Pimpinan Pusat Aisyiyah Tri Hastuti Nur Rochimah (paling kanan) bersama Ketua PP Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini (tengah) saat Muktamar Talk bertajuk Kepemimpinan Transformatif ‘Aisyiyah di Masa Depan, Selasa (8/11/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Kepemimpinan Aisyiyah masa depan harus mengakomodasi kader-kader muda potensial untuk masuk jajaran kepengurusan.

Keberadaan anak-anak muda tersebut sangat dibutuhkan untuk memperkuat dakwah Islam berkemajuan.

Advertisement

“Tantangan dakwah ke depan sangat berat. Para pemimpin Aisyiyah harus mampu membangun kultur organisasi baru, beradaptasi, dan melakukan penyesuian-penyesuaian dalam strategi dakwahnya,” kata Sekretaris Pimpinan Pusat Aisyiyah Tri Hastuti Nur Rochimah, dalam Muktamar Talk bertajuk Kepemimpinan Transformatif Aisyiyah di Masa Depan, Selasa (8/11/2022), seperti dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (9/11/2022).

Acara yang diselenggarakan TVMU tersebut juga menghadirkan Ketua PP Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini.

Tri Hastuti menjelaskan salah satu tantangan berat ke depan adalah masalah digitalisasi.

Advertisement

Baca Juga: Pembukaan Muktamar Muhammadiyah, Jl Adi Sucipto Solo Belum Pasti Ditutup Total

Teknologi dari tahun ke tahun akan terus berkembang. Hal ini membuat para pemimpin Aisyiyah di semua level harus memiliki kemampuan beradaptasi dalam mengelola organisasi.

“Bagaimana mengelola organisasi di tengah perkembangan digital yang luar biasa. Ada dakwah digital, di mana Aisyiyah harus mampu membawa nilai-nilai Islam berkemajuan. Tantangan ini harus dijadikan peluang, sehingga bisa mengembangkan organisasi menjadi lebih kuat,” ujar dia.

Tri Hastuti lalu menyebut pengalaman di masa pandemi Covid-19. Di masa itu, seluruh aktivitas organisasi tidak bisa dilakukan dengan tatap muka.

Advertisement

Karena itu, forum-forum online digelar sangat massif.

Dengan pengalaman itu, terang dia, banyak kader Aisyiyah yang akhirnya bisa melek teknologi.

Baca Juga: Wow! Ada Pengusaha Sumbang Rumah dan Motor untuk Doorprize Muktamar 48 di Solo

Mereka dipaksa belajar cepat agar bisa menggunakan instrumen-instrumen digital.

Advertisement

“Hasilnya kemarin, saat simulasi e-voting, semuanya berjalan lancar. Mulai dai proses awal sampai ke bilik. Mereka benar-benar bisa maksimal dalam memanfaatkan teknologi,” jelas Tri Hastuti .

Disinggung soal pemilihan kepemimpinan Aisyiyah dalam Muktamar ke-48 mendatang, Tri Hastuti menjelaskan jika sekarang sudah ada 105 nama yang akan dipilih dari Tanwir Aisyiyah.

Dari 105 nama itu akan dipilih menjadi 39 orang di muktamar mendatang.

Baca Juga: Sambut Muktamar Muhammadiyah, Klaten Siapkan Transit & Gratiskan Objek Wisata

Advertisement

“Kalau di Aisyiyah modelnya memilih 13 pemimpin, kemudian dipilih 7 orang yang bersidang sebagai formatur. Nanti ada tambahan 10 orang, sehingga pimpinan Aisyiyah sebanyak 23 orang,” bebernya.

Pemilihan kepemimpinan Aisyiyah melalui formatur, prosesnya melalui musyawarah mufakat. Siapa yang ditunjuk menjadi ketua, sekretaris, bendahara, dan seterusnya.

Menurut dia, kepemimpinan Aisyiyah seperti halnya Muhammadiyah menganut azas kolektif kolegial. Di mana dalam mengelola organisasi, setiap keputusan tidak hanya dilakukan satu orang, tapi dimusyawarahkan bersama-sama.

Sementara itu, Diyah Puspitarini mengatakan mereka yang dipilih menjadi pemimpin di Aisyiyah harus sudah selesai dengan urusan atau persoalan dirinya.

“Istilah di Muhammadiyah bukan pengurus, tapi pemimpin. Itu artinya pemimpin di atas level kader. Kader itu inti penggerak. Pemimpin yang mengelola, dia harus bisa memimpin diri sendiri dan organisasi,” jelas dia.

Baca Juga: Asrama Haji Donohudan Siap Tampung 3.000 Penggembira Muktamar Muhammadiyah

Advertisement

Dia juga sepakat dengan model kepemimpinan kolektif kolegial karena sangat efektif dan sudah terbukti. Dengan model ini tidak pemilihan pimpinan berdasarkan kompetensi dan keputusan-keputusan yang diambil tidak subjektif, tapi sangat objektif.

Diyah juga menyoroti tentang keberadaan Aisyiyah yang memberikan kontribusi besar untuk bangsa ini.

“Kita tahu Aisyiyah ini sebagai organisasi progresif bukan hanya di Indonesia tapi dunia, Tidak ada organisasi muslim perempuan yang seprogresif Aisyiyah,” papar dia.

Baca Juga: Catat! Ini Rute Lengkap Bus Gratis untuk Penggembira Muktamar Muhammadiyah

Bagi Diyah, Nasyiatul Aisyiyah (NA) melihat Aisyiyah tidak hanya sebagai ibu, tapi juga panutan dalam mengelola organisasi. NA selalu berupaya meniru Aisyiyah dalam mengelola potensi, membangun organisasi, dan sebagainya.

Diyah juga sepakat kepemimpinan Aisyiyah mendatang bisa berkolabiorasi dengan anak-anak muda.

“Kolaborasi senior dan kader muda yang inovatif, kreatif, memiliki banyak jaringan,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif