News
Senin, 21 November 2016 - 12:45 WIB

Perilakunya Tak Wajar, Ahli Sejarah Nekat Bunuh Diri Gara-Gara dengar Bisikan Ini

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Michelle bersama suaminya Michael (Facebook)

Kisah Tragis kali ini tentang penyakit langka bernama Misophonia.

Solopos.com, NEW YORK – Michelle Lamarche Marrese, 52, ahli sejarah penerima beasiswa Fullbright ditemukan tak bernyawa di rumah mewahnya di Kota New York, Amerika Serikat, 30 Oktober 2016. Michelle nekat bunuh diri setelah bertahun-tahun menderita kondisi langka yang disebut Misophonia.

Advertisement

Misophonia adalah kondisi langka yang membuat penderitanya seolah mendengar suara-suara tertentu dan menyebabkan reaksi kepanikan atau bahkan kemarahan.

Dilberitakan New York Post, Selasa (1/11/2016), Polisi menerima laporan dari teman Michelle jika doktor berdarah Rusia itu sudah tidak membalas pesan beberapa hari.  Awalnya bunuh diri ini diduga disebabkan retaknya kondisi rumah tangga Michelle.

Advertisement

Dilberitakan New York Post, Selasa (1/11/2016), Polisi menerima laporan dari teman Michelle jika doktor berdarah Rusia itu sudah tidak membalas pesan beberapa hari.  Awalnya bunuh diri ini diduga disebabkan retaknya kondisi rumah tangga Michelle.

Hal ini ditekahui lantara, beberapa hari sebelum bunuh diri, Michelle menceritakan rasa kesalnya pada suaminya melalui media sosial Facebook. Michelle menuliskan status yang menceritakan suaminya, Michael Maresse, hanya mementingkan dirinya sendiri.

Dia tidak pernah memperhatikan Michelle selama 30 tahun pernikahan. Di sisi lain, Pada 22 Oktober, melalui media sosial Facebook Michelle menunjuk temannya, Greta Buthcer, sebagai kontak warisan. Michelle menyuruh Greta untuk mengganti status akun Michelle menjadi ‘dikenang’ jika dalam kurun waktu satu pekan tidak ada status baru dari Michelle.

Advertisement

Alasan  sebenarnya Michelle bunuh diri diungkap oleh jurnalis Joyce Cohen, Rabu (16/11/2016) masih melalui New York Post. Joyce mengaku menerima surat elektronik (surel) dari Michellepada Februari 2016. Surel tersebut berisi curahan hati dan permintaan nasehat dari Michelle terhada Joey. Hal ini dilakukan Michelle karena pada 2011 Joey pernah menulis artikel penelitian yang mendalami kehidupan penderita misophonia.

Dalam artikel Joyce, aktivitas makan bersama bisa menjadi mimpi buruk bagi penderita mishoponia. Suara orang mengunyah, gesekan sendok dengan piring, hingga suara napas bisa sangat menyiksa bagi penderita misophonia. Selain menimbulkan kepanikan, suara bisa menyebabkan rasa marah yang tiba-tiba bagi penderita misophonia.

“Sayang sekali usahaku untuk memerangi suara-suara yang kudengar ini [yang tidak didengar orang lain] menghancurkan pernikahan dan kesehatanku,” ungkap Michelle dalam surel yang diterima Joyce seperti dikutip New York Post

Advertisement

Hingga saat ini misophonia merupakan salah satu kondisi langka yang belum ditemukan penyebabnya secara pasti. Ada yang menyebut misophonia bisa jadi bukan kelainan yang berhubungan dengan suara, namun kelainan syaraf.

Beberapa penderita bisa terpengaruh hanya dengan lambaian tangan atau langkah kaki. Reaksi yang disebabkan oleh suara tidak berhubungan dengan volume suara. Baik suara sangat keras atau lirih bisa berakibat buruk bagi penderita.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif