News
Kamis, 9 Februari 2023 - 18:10 WIB

Perempuan Sarat Prestasi, Ini Profil Kepala BMKG Dwikorita Karnawati

Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (BMKG)

Solopos.com, JAKARTA — Nama Dwikorita Karnawati selalu disebut setiap kali terjadi gempa di Indonesia.

Maklum saja, perempuan kelahiran Jogja pada 6 Juni 1964 itu adalah Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang mempunyai tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.

Advertisement

Dwikorita Karnawati adalah salah satu perempuan Indonesia yang sarat prestasi.

Berikut profil Dwikorita Karnawati seperti dikutip Solopos.com dari laman ppid.bmkg.go.id, Kamis (9/2/2023).

Dwikorita Karnawati adalah Rektor Universitas Gadjah Mada yang menjabat dari tahun 2014 hingga 2017).

Advertisement

Profesor Rita, demikian ia biasa dipanggil, lahir di Yogyakarta tahun 6 Juni 1964.

Rita menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Geologi dari UGM pada tahun 1988.

Rita lalu melanjutkan pendidikannya di Leeds University, Inggris dan mendapatkan gelar Master of Engineering Geology pada tahun 1992.

Tiga tahun kemudian ia meraih gelar Ph.D of Earth Sciences dari kampus yang sama.

Advertisement

Rita memiliki pengalaman profesional yang luas dengan latar belakang akademik sebagai Profesor Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana di UGM.

Ia sangat aktif dalam mempromosikan dan mengembangkan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Nasional (MHEWS), dan sangat dihormati sebagai salah satu pemimpin ahli kunci dalam mengembangkan Keputusan Presiden untuk MHEWS Indonesia.

Rita melanjutkan penelitian tentang Prediksi Bencana Hidrometeorologis dalam Program Post Doctoral di Tokyo University of Agriculture and Technology, Jepang tahun 1997.

Ia menerima penghargaan Profesor Leverhulme untuk lebih mengembangkan penelitiannya dalam Sistem Peringatan Dini Longsor Berbasis Masyarakat, di The Institute for Advanced Studies, Bristol University, Inggris pada tahun 2003.

Advertisement

Pada bulan Oktober 2011, penelitiannya yakni Sistem Peringatan Dini Longsor Berbasis Partisipasi Masyarakat dipilih sebagai salah satu penelitian terbaik kategori Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor oleh International Consortium on Landslides (ICL).

Penelitian itu mengarah pada penunjukan UGM sebagai Pusat Keunggulan Dunia untuk Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor.

Selain itu, Rita dianugerahi Program Penelitian Senior Fulbright untuk mengembangkan Integrasi Sensor Teknis dengan sensor Manusia untuk Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor, yang dilakukan di The Visualization Center-Homeland Security Post Graduate Program, di San Diego State University, California, AS pada 2011-2012.

Sejak 2015, Rita ditunjuk sebagai Wakil Presiden International Consortium on Landslides (ICL).

Advertisement

Dalam posisi seperti itu, dia secara aktif mempromosikan dan mengembangkan integrasi sensor teknis dan sensor manusia untuk sistem peringatan dini hidro-meteorologi, di mana salah satu produk inovatif timnya telah menjadi referensi internasional (ISO 22327) pada tahun 2018.

Pada tahun 2019 dia telah terpilih sebagai Ketua the Intergovernmental Coordination Group of Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWMS).

Karena karyanya yang dianggap luar biasa itu Rita menerima serangkaian hibah penelitian dari Bank Dunia, serta dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan The British Council, yang kemudian sangat penting untuk mendukung proses pengembangan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya, khususnya yang terkait dengan bencana hidrometeorologi, gempa bumi dan tsunami di Indonesia, berkenaan dengan ketahanan hidup dan perlindungan lingkungan.

Rita secara konsisten bekerja pada pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan program pendidikan untuk mitigasi bencana sejak 1997.

Antara 2004 dan 2014, dia menjabat sebagai koordinator untuk the ASEAN University Network–South East Asia Engineering Education Development Program (AUN Seed Net) di bidang mitigasi bencana.

Rita menjabat sebagai Kepala BMKG sejak November 2017. Kebagai Kepala BMKG, dia aktif mendorong inovasi pada teknologi sistem peringatan dini dan sistem prakiraan berbasis dampak untuk meteorologi, klimatologi dan geofisika, didukung big data, artificial intelligent (AI), dan internet of things (IOT), yang juga terhubung ke media sosial, mobile aps dan YouTube.

Advertisement

Mendapat pengakuan luas dari berbagai organisasi internasional, Rita kerap diundang menjadi pembicara kunci di berbagai universitas dan lembaga di Amerika Serikat, Eropa, Australia, Selandia Baru, India, Jepang, Cina, dan Afrika.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif