News
Sabtu, 14 April 2018 - 14:00 WIB

Perempuan Palestina Barisan Terdepan Melawan Tentara Israel

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, GAZA &ndash;</strong> Perempuan Palestina tak gentar melawan tentara Israel dalam bentrokan yang terjadi pada Jumat (13/4/2018). Para perempuan tersebut berada di barisan terdepan. </p><p>Tembakan gencar peluru dan gas air mata oleh tentara Israel tidak menghalangi perempuan demonstran untuk bergabung dalam protes mingguan di daerah perbatasan Jalur Gaza.</p><p>Ribuan orang Palestina berkumpul di bagian timur Jalur Gaza untuk menggelar protes mereka dalam pertemuan terbuka Jumat ketiga berturut-turut guna menentang Israel.</p><p>Sebagai bagian dari pertemuan terbuka enam-pekan yang diberi nama "<a href="http://news.solopos.com/read/20180407/497/908746/20.000-warga-palestina-gelar-demo-di-jalur-gaza">Pawai Akbar Kepulangan</a>", yang dimulai pada 30 Maret, rakyat Palestina menggelar lima pertemuan terbuka di bagian timur Jalur Gaza di sepanjang perbatasan dengan Israel untuk berdemonstrasi.</p><p>Pawai tersebut direncanakan mencapai puncaknya pada 15 Mei, hari setelah peringatan ke-70 kemerdekaan Israel tapi diperingati oleh <a href="http://news.solopos.com/read/20180405/497/908235/besok-warga-palestina-siap-gelar-demo-besar-">rakyat Palestina</a> sebagai Hari Nakba, atau "Hari Bencana".</p><p>Pada Jumat ketiga pawai itu, perempuan melemparkan batu ke arah <a href="http://news.solopos.com/read/20180407/497/908510/ratusan-warga-yahudi-serbu-masjid-al-aqsa">tentara Israel</a> sementara yang lain mengibarkan bendera Palestina di sepanjang pagar pembatas.</p><p>Perempuan lain membawa ban karet dan mengangkutnya buat demonstran yang membakar ban itu guna menghalangi daya pandang tentara Israel guna menghindari jatuhnya korban jiwa di kalangan pemrotes.</p><p>"Kehadiran saya pada pertemuan terbuka ini ialah untuk membantu kaum pria dalam perjuangan nasional," kata Salsabil, seorang perempuan yang berusia 23 tahun, selama protes di Kota Gaza kepada <em>Xinhua</em> sebagaimana dikutip <em>Antara</em>, Sabtu (14/4/2018).</p><p>Salsabil, yang berasal dari pengungsi dari Kota Jaffa di Israel, mengatakan demonstrasi damai itu memerlukan keikut-sertaan semua unsur masyarakat.</p><p>"Bergabung dalam protes semacam ini membawa kami lebih dekat dengan kembali ke rumah kami. Kami dipaksa meninggalkannya," kata wanita itu, sambil memegang batu di tangannya.</p><p>Perempuan muda tersebut mengatakan ia tahu berbahaya buat dia untuk berada di tempat semacam itu, tapi ia menegaskan penting buat semua perempuan untuk terlibat dalam masalah nasional mereka.</p><p>Di dekat Salsabil, Sarah (20) membawa ban mobil buat demonstran dan membantu para pemuda menarik kawat berduri yang dipasang oleh tentara Israel di luar pagar perbatasan.</p><p>"Perempuan Palestina adalah bagian yang menyatu dalam masyarakat … hari ini mereka membuktikan ini," kata Sarah setelah ia memberikan satu ban mobil kepada pemrotes bertopeng.</p><p>"Perjuangan nasional dan mempertahankan hak pengungsi untuk pulang tak terbatas pada kaum pria. Perempuan Palestina selalu berada di garis depan," kata perempuan itu dengan bangga.</p><p>Selama protes Jumat, satu orang Palestina tewas dan sedikitnya 968 orang lagi cedera dalam bentrokan antara demonstran Palestina dan tentara Israel di bagian timur Jalur Gaza.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif