News
Sabtu, 23 Maret 2013 - 18:02 WIB

PERDAMI: 10% Anak Usia Sekolah di Jateng Alami Gangguan Mata

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gangguan mata (Googleimage)

Ilustrasi gangguan mata (Googleimage)

SEMARANG — Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Jateng, mengungkapkan 10 persen anak usia sekolah mengalami gangguan mata. Seksi Penanggulangan Buta Katarak Perdami Jateng, dr Tri Laksana, mengatakan sebagian besar anak usia sekolah mengalami kelainan retraksi mata yakni tak bisa melihat obyek dengan jelas.

Advertisement

“Dari hasil survei diketahui  10 persen dari jumlah anak usia sekolah di Jateng mengalami kasus retraksi mata yang membutuhkan kaca mata,” katanya di sela pemeriksaan mata gratis yang digelar PT Sidomuncul untuk siswa SD Karang Malang, Gunungpati, Kota Semarang, Sabtu (23/3/2013).

Kegiatan yang diikuti 189 murid itu, dihadiri Direktur Utama Sidomuncul, Irwan Hidayat, Ketua Perdami Jateng, dr Fifin Rahmi, dan Kepala SD Karang Malang, Sridjul Munir.

Lebih lanjut, dr Tri mencontohkan bila jumlah anak usia sekolah di Jateng sebanyak satu juta, maka 100.000 anak membutuhkan kaca mata. Sehingga, lanjut dia, langkah pemeriksaan dan skrening mata bagi anak sekolah dasar (SD) sudah tepat untuk bisa mengetahui adanya retraksi mata sejak awal.

Advertisement

Bila gangguan mata tersebut diketahui sejak awal, maka bisa diatasi atau dikoreksi dengan menggunakan kaca mata kepada penderita.

“Dengan menggunakan kaca mata dapat pulih dengan baik, tidak menjadi ganggguan penglihatan yang permanen,” tandasnya.

Sebab, menurut dr Tri kalau kelainan mata terhadap anak tidak segera dikoreksi dengan kaca mata, maka penglihatan bisa menjadi kabur sehingga berpengaruh pada prestasi anak di sekolah. Pasalnya si anak kurang bisa mengikuti pelajaran, karena tidak bisa membaca huruf sehingga nilai jeblok dan tidak naik kelas.

Advertisement

“Untuk itu anak usia sekolah perlu dilakukan skrening dan pemeriksaan mata, sehingga bila diketahui adanya kelainan mata bisa diintervensi atau dikoreksi supaya tak menjadi gangguan mata permanen,” bebernya.

Direktur Utama PT Sidomuncul, Irwan Hidayat menyatakan, melalui pemeriksaan mata sejak dini ini, untuk mencegah penyakit mata pada anak-anak sekolah.

“Saya mempunyai pengalaman buruk, anak saya nilai rapornya jelek. Setelah diperiksa ternyata mengalami gangguan mata, maka kami tak ingin kasus ini terjadi pada anak-anak lainnya,” ungkapnya.

Selain pemeriksaan, imbuh Irwan, pihaknya juga akan memberikan kaca mata gratis kepada anak-anak yang diketahui melangali retraksi mata.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif