Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Pemerintah Turki menyatakan “aksi agresif” ke wilayahnya oleh militer Suriah telah menjadi ancaman serius bagi keamanan nasionalnya. Pemerintah juga mengupayakan dukungan parlemen untuk pengerahan pasukan ke luar batas wilayah. “Turki tak mau berperang melawan Suriah. Namun Turki mampu melindungan perbatasannya dan akan membalas jika perlu,” tegas Ibrahim Kalin, seorang penasihat senior Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam pernyataan di akun Twitter-nya. “Inisiatif politik dan diplomatik akan tetap dilanjutkan,” imbuhnya.
Belum jelas siapa yang menembakkan mortir itu, namun sejumlah sumber militer Turki menyatakan tembakan mortir itu berasal dari dekat wilayah Tel Abyad, yang berseberangan dengan Kota Akcakale di Turki yang menjadi korban tembakan. Turki juga sudah menambah jumlah tentaranya di perbatasan. “Angkatan bersenjata kami di kawasan perbatasan bereaksi cepat menanggapi serangan terkutuk itu, sejumlah target di wilayah Suriah dihantam dengan tembakan artileri setelah diidentifikasi dengan radar,” sebut pernyataan dari kantor PM Turki Rabu malam waktu setempat.
Pemerintah Suriah menyatakan tengah menyelidiki asal tembakan mortir itu dan menyerukan agar semua pihak menahan diri. Menteri Penerangan Omran Zoabi juga menyampaikan rasa duka cita kepada rakyat Turki dan menegaskan negerinya menghormati kedaulatan semua negara tetangganya.
Sementara para warga di Kota Akcakale terpaksa mengungsi dari rumah dan memilih tinggal di jalanan. Banyak pula yang berlindung di luar kantor walikota setempat. “Kami sudah mengungsi selama 15 hari, kami harus mengungsi di rumah saudara yang jauh dari perbatasan karena di sana tidak aman,” ujar Hadi Celik, 42, warga setempat.