News
Jumat, 26 Juli 2013 - 18:49 WIB

PERBANKAN SOLO : Inflasi Tak Pengaruhi Pertumbuhan Aset

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Kenaikan harga bahan pokok dan bahan bakar minyak (BBM) tidak mempengaruhi penambahan aset BNI Syariah. Bahkan pada semester satu tahun ini terjadi peningkatan pendapatan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit.

Direktur Bisnis BNI Syariah, Imam T Saptono, menuturkan kenaikan harga tersebut tidak mengurangi pendapatan aset. Bahkan secara nasional, saat harga BBM, tabungan pun juga ikut naik. Imam menuturkan tingkat pertumbuhan dari triwulan pertama tinggi.

Advertisement

“Kalau inflasi berkepanjangan akan terasa pada triwulan kedua. Hal ini karena suku bunga naik sehingga beberapa pengusaha akan menunda investasi sehingga pertumbuhan ekonomi melambat,” ungkap Imam kepada wartawan di Soga Restauran, Kamis (25/7/2013).

Imam mengatakan kemungkinan pada Agustus akan ada penyesuaian margin pembiayaan. Oleh karena itu, pembiayaan atau kredit pembelian rumah atau kendaraan akan berkurang.
“Kami tidak melakukan pengetatan tapi penurunan penyaluran kredit terjadi secara alami. Hal ini karena dana yang diperoleh bank mahal, maka suku bunga kredit pun menjadi tinggi,” ujar Imam.

Imam pun mengatakan jika ada pelemahan ekonomi, pihaknya akan mengantisipasi dengan merevisi target tahun ini dengan menurunkannya sekitar 10%. Namun khusus untuk industri yang melayani kebutuhan pokok dan sektor mikro biasanya tidak akan terpengaruh kenaikan suku bunga tersebut. Hal ini karena kedua sektor tersebut paling kuat menghadapi gempuran. Imam mengatakan untuk pengusaha sektor mikro, mereka tidak akan terlalu terpengaruh karena bahan baku dan pasar merupakan daerah sekitar dan juga mempunyai margin tinggi.

Advertisement

General Manager Retail BNI Syariah, Kukuh Rahardjo, mengatakan perolehan tabungan selama enam bulan sekitar Rp450 miliar dan pada Juli naik menjadi Rp482 miliar. Perolehan tabungan dan giro menyumbang 66% dari target DPK selama satu tahun.

“DPK sampai saat ini Rp4,3 triliun. Kami target naik Rp1 triliun tapi pada semester pertama baru naik Rp600-an miliar,” terang Kukuh.

Kukuh menuturkan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada Juli naik sekitar 25% atau Rp800 miliar jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan target pertumbuhan KPR selama satu tahun sekitar Rp1,4 triliun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif